Sepanjang tahun 2022, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membukukan laba bersih sebesar Rp 3,82 triliun. Jumlah ini melesat 105% dari realisasi laba bersih di periode akhir 2021 yang hanya Rp 1,86 triliun. Dengan demikian, laba bersih per saham dasar ANTM naik menjadi Rp 159 dari sebelumnya hanya Rp 77,47 per saham.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, kenaikan laba bersih ANTM tidak terlepas dari kenaikan penjualan. Konstituen Indeks Kompas100 melaporkan pendapatan Rp45,93 triliun, naik 19% dari realisasi pendapatan sebesar Rp38,45 triliun pada 2021. Pendapatan ANTM juga ditopang emas yang penjualannya pada 2021 naik dari Rp25,94 triliun menjadi Rp31,62 triliun.
Sementara itu, Feronikel menjadi kontributor kedua dengan capaian Rp 6,85 triliun, disusul penjualan bijih nikel senilai 5,17 triliun, penjualan alumina senilai Rp 1,31 triliun, bijih bauksit senilai Rp 618 miliar, dan pendapatan dari penjualan perak senilai Rp 120,34 miliar. ANTM juga mengantongi pos pendapatan dari pemurnian logam mulia dan jasa lainnya senilai Rp 229,08 miliar.
Di samping itu, sejumlah beban yang ditanggung ANTM juga turut meningkat seiring dengan naiknya pendapatan. Misalnya, beban pokok pendapatan yang naik 17,55% menjadi Rp 37,71 triliun dari sebelumnya Rp 32,08 triliun. Biaya perolehan logam mulia tetap menjadi kategori pengeluaran terbesar, naik dari Rp 23,38 triliun menjadi Rp 28,23 triliun.
Beban umum dan administrasi juga naik 31,82% menjadi Rp 3,35 triliun, serta beban keuangan naik 5,77% menjadi Rp 381,0 miliar. Meskipun begitu, ANTM berhasil menekan beban penjualan dan pemasaran sebesar 17,51% menjadi Rp 917,63 miliar.