[Medan | 3 Maret 2024] PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi ini mengalami penurunan kinerja yang signifikan pada tahun 2023. Perusahaan ini mencatatkan rugi bersih sebesar Rp3,77 triliun, meningkat hingga 98,46% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kenaikan kerugian WSKT ini pun disebabkan oleh penurunan pendapatan WSKT di sepanjang tahun 2023. Adapun WSKT mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 10,95 triliun di tahun 2023. Capaian tersebut turun 28,41% dari raihan tahun 2022 yang sebesar Rp 15,30 triliun. Secara rinci, pendapatan WSKT sebagian besarnya berasal dari jasa konstruksi yang berkontribusi sebesar Rp 8,72 triliun.
Kemudian, pendapatan jalan tol berkontribusi sebesar Rp 1,13 triliun, penjualan precast sebesar Rp 665,004 miliar, pendapatan properti sebesar Rp 198,13 miliar, pendapatan hotel sebesar Rp 94,50 miliar, bunga dari jasa konstruksi sebesar Rp 72,13 miliar, penjualan infrastruktur lainnya sebesar Rp 59,36 miliar, serta sewa gedung dan peralatan sebesar Rp 9,63 miliar.
Sejalan dengan hal tersebut, beban pokok pendapatan perseroan juga menurun 27,07% secara tahunan menjadi Rp 10,1 triliun pada tahun lalu. Dengan begitu, laba kotor WSKT di sepanjang 2023 mencapai Rp 851,72 miliar atau ambles 41,23% YoY. Namun, setelah diakumulasikan dengan pendapatan dan beban lainnya, perseroan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 3,77 triliun, melonjak dari kerugian 2022 yang mencapai Rp 1,89 triliun.
Di sisi lain, total aset WSKT per Desember 2023 tercatat sebesar Rp 95,59 triliun, turun 2,68% dari Rp 98,23 triliun. Sedangkan jumlah liabilitas dan ekuitas WSKT tercatat masing-masing Rp 83,99 triliun dan Rp 11,6 triliun. Adapun dalam upaya memperbaiki kinerja, pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy, mengatakan bahwa pilihan yang paling tepat dan cepat adalah dengan melakukan divestasi aset atau suntikan dana penyertaan modal negara (PMN).
Hal ini pun sejalan dengan rencana Kementerian BUMN untuk menggabungkan tujuh perusahaan BUMN menjadi tiga perusahaan saja. Pertama, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Nindya Karya (Persero), dengan PT Brantas Abipraya (Persero). Penggabungan kedua PT Hutama Karya (Persero) dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). Penggabungan ketiga adalah PT PP (Persero) Tbk (PTPP) dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).