[Medan | 2 September 2024] PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi ini berhasil memperbaiki kinerjanya pada semester I-2024 dengan membalikkan kerugian menjadi laba. Berdasarkan laporan keuangan, WIKA mencatatkan laba bersih sebesar Rp 401,95 miliar pada semester I 2024, berbalik dari rugi Rp 1,88 triliun pada semester I 2023 dan rugi Rp 1,13 triliun pada kuartal I 2024.
Namun, pendapatan WIKA mengalami penurunan sebesar 18,58% pada paruh pertama tahun ini, dengan pendapatan bersih sebesar Rp 7,53 triliun, turun dari Rp 9,25 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Sebagian besar pendapatan WIKA berasal dari segmen infrastruktur dan gedung sebesar Rp 3,46 triliun, diikuti oleh segmen industri Rp 2,29 triliun, energi dan industrial plant Rp 1,2 triliun, serta hotel sebesar Rp 421,01 miliar.
Beban pokok pendapatan WIKA tercatat sebesar Rp 6,88 triliun pada semester I 2024, turun dari Rp 8,4 triliun pada periode yang sama tahun lalu, sehingga laba bruto WIKA tercatat Rp 645,52 miliar pada akhir Juni 2024, turun dari Rp 779,03 miliar pada Juni 2023.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, menyatakan bahwa eksekusi proyek mulai menunjukkan hasil yang sesuai dengan rencana perusahaan, yang tercermin dari peningkatan kinerja operasi inti. Gross Profit Margin (GPM) segmen Infrastruktur & Gedung serta EPCC meningkat menjadi 8,4% dan 9,9% pada kuartal II 2024, dari 8,2% dan 7,9% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
WIKA juga berhasil mengurangi piutang sebesar 15,3% dari Rp 8,40 triliun pada 2023 menjadi Rp 7,11 triliun pada kuartal II 2024, sebagai bagian dari upaya percepatan penagihan piutang. Perbaikan kinerja juga terlihat dari rasio utang berbunga terhadap ekuitas (Gearing Ratio) dan Debt to Equity Ratio (DER) yang turun menjadi 2,31 kali dan 3,23 kali pada kuartal II 2024, dari 3,86 kali dan 5,89 kali pada kuartal II 2023.