[Medan | 21 Februari 2025] FTSE Russell menyatakan akan mempertimbangkan kembali peluang saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) untuk masuk dalam indeksnya. Sebelumnya, saham BREN dikeluarkan dari indeks FTSE Russell karena tidak memenuhi persyaratan free float.
Policy Director FTSE Russell, Wanming Du, menjelaskan bahwa meskipun BREN merupakan perusahaan besar dengan tingkat likuiditas yang baik, struktur kepemilikan sahamnya masih dalam tahap kajian.
Menurut pendiri Stocknow.id, Hendra Wardana, secara fundamental BREN memiliki peluang besar untuk kembali masuk ke FTSE Russell. Emiten energi terbarukan milik taipan Prajogo Pangestu ini memiliki kapitalisasi pasar yang besar dan tingkat likuiditas yang cukup baik.
Namun, kendala utama yang dihadapi adalah struktur kepemilikan sahamnya yang terlalu terkonsentrasi. Saat ini, free float BREN berada di sekitar 11,64%, sedangkan FTSE Russell mensyaratkan minimal 15% agar suatu saham dapat masuk ke dalam indeks.
Hendra menambahkan, jika BREN berhasil kembali masuk ke FTSE Russell, dampaknya akan positif bagi perusahaan maupun pasar modal Indonesia. Keikutsertaan dalam indeks ini akan meningkatkan daya tarik saham BREN bagi investor institusi global yang menggunakan FTSE Russell sebagai acuan investasi.
Secara kinerja keuangan, BREN mencatatkan laba bersih sebesar US$ 86,05 juta atau sekitar Rp 1,35 triliun hingga September 2024, meningkat 1,88% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, pendapatan mengalami sedikit penurunan sebesar 0,89% menjadi US$ 441,29 juta, sementara beban keuangan meningkat akibat beban bunga yang mencapai US$ 57,94 juta.
Dari sisi teknikal, Hendra menilai saham BREN masih menarik untuk dicermati. Saat ini, sahamnya bertahan di level support dynamic MA5 di 6.700. Dengan tren yang masih positif, saham ini direkomendasikan untuk trading buy dengan target harga di kisaran 7.150 hingga 7.450.
Jika sentimen positif terkait peluang masuknya kembali BREN ke FTSE Russell semakin kuat, harga sahamnya berpotensi menguat lebih lanjut dalam jangka menengah hingga panjang.