[Medan | 12 Juni 2025] PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada akhir Juni 2025, dengan agenda utama restrukturisasi keuangan dan perubahan jajaran pengurus.
Manajemen menjelaskan bahwa langkah restrukturisasi ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi keuangan perusahaan, yang mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 76 juta (sekitar Rp 1,2 triliun) pada kuartal I-2025. Per 31 Maret 2025, ekuitas perusahaan negatif Rp 23,2 triliun dan utang mencapai Rp 62,5 triliun, menandakan kondisi insolvensi secara teknis.
Menurut laporan Bloomberg, Garuda tengah menjajaki pendanaan senilai US$ 500 juta (sekitar Rp 8,15 triliun) dari Danantara, yang direncanakan cair dalam dua tahap. Sebagian dana akan dialokasikan untuk mendukung operasional Citilink, khususnya dalam mengaktifkan kembali lebih dari selusin pesawat.
Analis Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, menilai saham GIAA dan sektor transportasi lainnya saat ini berada dalam tren penguatan, seiring ekspektasi pemulihan mobilitas, momentum libur panjang, dan turunnya harga minyak. Faktor-faktor ini dinilai meringankan beban operasional maskapai, meskipun arah pergerakan saham tetap akan dipengaruhi oleh kinerja kuartal II-2025 dan keberlanjutan sentimen pemulihan.