[Medan | 4 Juni 2025] PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) akan membagikan dividen total senilai US$ 63,29 juta atau sekitar Rp 1 triliun untuk tahun buku 2024, sebagai bentuk apresiasi atas kinerja keuangan dan operasional yang solid sepanjang tahun lalu.
Dari total dividen tersebut, US$ 25,3 juta telah dibagikan lebih dulu sebagai dividen interim pada 1 November 2025. Sisanya, yaitu US$ 37,9 juta atau Rp 615 miliar akan diberikan sebagai dividen final, di mana setiap saham akan menerima dividen sebesar Rp 25 per lembar.
Direktur Utama Medco Energi, Hilmi Panigoro, menjelaskan bahwa tahun 2024 menjadi periode yang positif bagi perseroan, dengan pencapaian melebihi target di berbagai lini, mulai dari produksi minyak dan gas, penjualan listrik, efisiensi biaya, hingga pengurangan utang.
Dari laporan keuangan yang diaudit, Medco mencatatkan laba bersih sebesar US$ 367 juta, jauh meningkat dibanding tahun sebelumnya. Kinerja kuat ini didorong oleh kontribusi anak usaha Amman Mineral Internasional (AMMN), termasuk tambahan EBITDA penuh dari Blok 60 di Oman.
Secara operasional, produksi migas Medco pada 2024 mencapai 152 ribu barel ekuivalen minyak per hari (MBOEPD), melebihi target, dengan biaya efisien di kisaran US$ 8,2 per barel. Penjualan listrik mencapai 4.108 GWh, di mana 20% berasal dari sumber energi terbarukan. Di sisi tambang, AMMN mencetak rekor produksi tembaga 395 juta pon dan emas 803 ribu ons.
Untuk kuartal I-2025, MEDC membukukan laba bersih US$ 18 juta, turun dibandingkan kuartal sebelumnya akibat kerugian dari AMMN selama tahap commissioning smelter. Namun, EBITDA tetap kuat di US$ 332 juta.
Produksi migas selama tiga bulan pertama 2025 tercatat 143 MBOEPD, terpengaruh oleh faktor musiman dan pemeliharaan rutin. Meskipun demikian, proyek-proyek baru seperti Lapangan Terubuk dan Forel diharapkan mendongkrak produksi ke kisaran 145–150 MBOEPD pada tahun ini.
Dalam sektor kelistrikan, MEDC membukukan penjualan 871 GWh dan telah menyelesaikan proyek PLTS Bali Timur berkapasitas 25 MWp, yang dijadwalkan beroperasi secara komersial pada Juni 2025.
Dengan posisi kas yang solid dan sejumlah proyek strategis yang mulai beroperasi, MEDC tetap percaya diri dalam menjalankan rencana tahun 2025. Perseroan menargetkan belanja modal sebesar US$ 400 juta untuk migas dan US$ 30 juta untuk kelistrikan, sambil menjaga biaya produksi tetap di bawah US$ 10 per barel ekuivalen (BOE).