[Medan | 17 Mei 2024] PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), perusahaan investasi yang bergerak di sektor pertanian, perkebunan, telekomunikasi, perdagangan, industri, sumber daya alam, energi, konstruksi, transportasi, kendaraan, jasa keuangan, barang konsumsi, jasa pendukung telekomunikasi, dan jasa ini telah memutuskan untuk membagikan dividen tunai senilai Rp 298,43 miliar atau setara dengan Rp 22 per saham.
Keputusan pembagian dividen SRTG ini pun telah disepakati dalam Rapat Pemegang Umum Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada hari Kamis (16/5/2024). Selain pembagian dividen, RUPST tersebut juga mengumumkan pembatalan rencana pembelian kembali atau buyback sebanyak 75 juta saham. Direktur Investasi SRTG Devin Irawan mengatakan bahwa keputusan ini telah dibicarakan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun, ia tidak menjelaskan lebih lanjut alasan pembatalan buyback saham tersebut.
Sebagai informasi, SRTG berencana untuk melaksanakan buyback sekitar Rp 150 miliar, atau sebanyak-banyaknya 0,54% dari modal disetor SRTG atau sebesar 75 juta saham. Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen SRTG mengungkapkan bahwa ada dua pertimbangan utama dalam rencana aksi korporasi ini, yaitu terkait dengan pelaksanaan program insentif jangka panjang untuk karyawan, dan pandangan bahwa harga pasar saham saat ini belum mencerminkan nilai atau kinerja yang sesungguhnya, meskipun kinerja perusahaan telah menunjukkan peningkatan.
Adapun di sepanjang tahun 2023, SRTG mencatatkan rugi sebesar Rp 10,14 triliun, berbalik dari laba sebesar Rp 4,61 triliun pada tahun sebelumnya. Selain itu, SRTG juga membukukan kerugian bersih atas investasi pada saham dan efek lainnya sebesar Rp 13,81 triliun, naik 471% secara tahunan. Kerugian itu juga menyebabkan nilai aset bersih atau net asset value (NAV) perusahaan susut 20% menjadi sebesar Rp 48,9 triliun di 2023. Meskipun begitu, SRTG masih mampu memperkuat likuiditas, yang tercermin dari turunnya posisi utang bersih sebesar 62% dari Rp 688 miliar menjadi hanya Rp 263 miliar.