[Medan | 5 Januari 2024] Produsen bubble tea terkenal di China, Mixue Bingcheng dan Guming, sedang bersaing untuk segera mengajukan pemohonan penjualan saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Hong Kong. Keduanya bertujuan memperluas pangsa pasar di tengah persaingan yang semakin ketat.
Mixue Group dan Guming Holdings diketahui telah mengajukan pendaftaran IPO tersebut pada hari Selasa (2/1/2024). Adapun Mixue, yang mengoperasikan sekitar 36.000 gerai, bertujuan untuk mengumpulkan dana sebesar US$ 500 juta hingga US$ 1 miliar atau sekitar Rp 7,7 triliun – Rp 15,4 triliun dari IPO di Hong Kong. Sementara itu, Guming yang mengoperasikan 9.000 gerai, berencana untuk mengumpulkan dana sebesar US$ 300 juta hingga US$ 500 juta atau setara dengan Rp 3,85 triliun – Rp 7,7 triliun.
Baca Juga: Ini Daftar 8 Saham yang Bakal Melantai di Bursa pada Awal Januari 2024!
Meskipun begitu, baik Guming maupun Mixue enggan berkomentar tentang rencana IPO tersebut. Di sisi lain, produk bubble tea di China merupakan salah satu sektor dengan prospek yang besar. Bahkan, data dari China Chain Store & Franchise Association menunjukkan bahwa sekitar 486.000 gerai bubble tea di China mengalami kenaikan penjualan sekitar 40% pada tahun 2023.
Namun dengan rendahnya diferensiasi produk, persaingan antar pemain menjadi semakin ketat. Jadi, kemampuan untuk segera melakukan IPO dan menjaga operasional yang stabil akan menjadi faktor kunci untuk keberhasilan jangka panjang. Mixue sebelumnya juga sempat mengajukan permohonan untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Shenzhen pada tahun 2022, dengan mengincar dana sekitar 6,5 miliar yuan atau sekitar US$ 909,87 juta. Meskipun begitu, belum ada pengumuman resmi terkait pelaksanaan rencana tersebut.