[Medan | 13 Juni 2024] Morgan Stanley telah menurunkan peringkat ekuitas bursa saham Indonesia menjadi “underweight” dalam alokasi perusahaan di pasar Asia dan negara berkembang. Menurut tim strategi Morgan Stanley, ada dua risiko utama yang mendasari keputusan ini.
Pertama, ada ketidakpastian jangka pendek mengenai arah kebijakan fiskal di masa depan. Salah satu kebijakan yang menjadi sorotan adalah janji kampanye Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, untuk menyediakan makan siang dan susu bagi pelajar. Program ini diperkirakan dapat menambah beban fiskal yang signifikan, terutama di tengah prospek pendapatan negara yang menurun akibat tren normalisasi harga komoditas.
Kedua, pelemahan kurs rupiah dan posisi suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang masih tinggi juga menjadi faktor yang mengkhawatirkan. Sebagai informasi, underweight adalah rekomendasi dari analis yang menunjukkan bahwa saham tersebut diperkirakan akan berkinerja buruk di masa depan. Ini juga mengindikasikan bahwa lembaga keuangan yang memberikan rekomendasi tersebut telah mengurangi bobot kepemilikan saham tersebut.
Adapun dampak utama dari penurunan rating ini adalah berkurangnya aliran modal asing ke pasar keuangan Indonesia, khususnya pasar modal. Hal ini juga akan memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat karena adanya isu capital outflow dan berkurangnya tingkat kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia.
Meskipun begitu, jika arah kebijakan suku bunga mulai menurun, pasar saham Indonesia bisa kembali bergairah, dan Morgan Stanley mungkin akan menaikkan status rekomendasi mereka untuk menarik net buy asing dan meningkatkan aktivitas pasar saham. Dengan catatan, pemerintah Indonesia perlu memberikan gambaran yang jelas mengenai program makan siang gratis agar tidak membebani APBN terlalu besar.