[Medan | 25 September 2025] PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk (PACK) resmi mengumumkan langkah strategis dengan mengalihkan kegiatan usahanya. Emiten yang sebelumnya dikenal sebagai PT Solusi Kemasan Digital Tbk ini mengurangi segmen perdagangan eceran pembungkus plastik (KBLI 47737) dan industri barang dari plastik untuk pengemasan (KBLI 22220). Perseroan menegaskan bahwa aktivitas berbasis plastik tersebut sudah tidak lagi dijalankan.
Dalam prospektus yang dirilis Selasa (23/9), manajemen menjelaskan bahwa transformasi usaha kini difokuskan pada aktivitas sebagai perusahaan induk (KBLI 64200). PACK akan berperan sebagai holding, sementara operasional akan dijalankan oleh anak usaha di sektor yang baru, yakni pertambangan.
Perubahan portofolio ini mendorong lonjakan aset konsolidasi yang diproyeksikan meningkat drastis dari Rp70,47 miliar menjadi Rp2,83 triliun melalui skema investasi dan penyertaan pada perusahaan tambang. Pembayaran kepada pihak penjual dilakukan secara bertahap dan dicatat sebagai other payable.
Seiring pergeseran bisnis, pendapatan konsolidasi PACK diperkirakan meningkat dengan ekuitas yang semakin solid. Rasio keuangan terbaru juga menunjukkan profil yang jauh lebih agresif, dengan ROA 0,57%, ROE 21,21%, net margin 78,39%, current ratio 0,03x, debt to asset ratio 0,98x, serta debt to equity ratio 36,27x.
Direktur Utama PACK, Magdalena Veronika, menyampaikan bahwa rencana ini akan diajukan untuk mendapat persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 25 September 2025.
PACK sendiri berdiri sejak 2001 di Tangerang, Banten, awalnya sebagai produsen kemasan plastik dengan merek FlexyPack yang banyak dipakai industri makanan ringan, minuman, makanan beku, kosmetik, hingga pakaian. Namun, seiring melemahnya prospek industri plastik, manajemen menilai diversifikasi ke sektor tambang melalui model holding menjadi langkah strategis untuk memperkuat pertumbuhan jangka panjang.
Berdasarkan data per 30 Juni 2024, pemegang saham utama PACK antara lain PT Star Magnum Capital dengan porsi 35,88%, masyarakat 20,04%, serta sejumlah investor individu seperti Denny Winoto, Kenny Ngadiman, hingga Michael Gerald Jusanti.