[Medan | 2 Agustus 2024] Harga minyak mentah dunia naik pada perdagangan hari Kamis (1/8/2024), setelah pembunuhan seorang pemimpin Hamas di Iran meningkatkan ancaman konflik Timur Tengah yang lebih luas dan adanya tanda-tanda permintaan minyak yang kuat di AS.
Adapun minyak mentah Brent naik 67 sen atau 0,8% menjadi US$ 81,51 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS (WTI AS) naik 69 sen atau 0,9% menjadi US$ 78,60 per barel.
Sebagai informasi, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh terbunuh di ibu kota Iran, Teheran, pada hari Rabu (31/7/2024). Dengan terbunuhnya komandan militer tertinggi Hezbollah di Beirut oleh Israel kurang dari 24 jam sebelumnya, kekhawatiran meningkat bahwa perang 10 bulan di Gaza antara Israel dan Hamas dapat berkembang menjadi konflik yang lebih luas, yang berpotensi mengganggu pasokan minyak dari kawasan tersebut.
Selain itu, permintaan ekspor yang kuat mendorong penurunan persediaan minyak mentah AS sebesar 3,4 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 26 Juli, menjadi 433 juta barel, menurut data dari Administrasi Informasi Energi AS (EIA) yang dirilis pada hari Rabu. Persediaan minyak AS telah menurun selama lima minggu berturut-turut, periode terpanjang sejak Januari 2021.
Sementara itu, pertemuan para menteri puncak OPEC+ memutuskan untuk mempertahankan kebijakan output minyak tidak berubah, termasuk rencana untuk mulai mengurangi pemotongan output mulai Oktober dan mengulangi bahwa peningkatan tersebut dapat dihentikan atau dibalik jika diperlukan.
Kebijakan OPEC+ yang disepakati pada bulan Juni menyerukan beberapa anggota untuk secara bertahap menghapus pemotongan sebesar 2,2 juta barel per hari dari Oktober 2024 hingga September 2025. Kelompok ini juga sepakat untuk memperpanjang pemotongan sebelumnya sebesar 3,66 juta barel per hari hingga akhir 2025.