[Medan | 4 Desember 2025] Emiten energi terintegrasi PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), yang terafiliasi dengan pengusaha Happy Hapsoro, mencatatkan kenaikan pendapatan namun mengalami tekanan pada laba bersih hingga periode kuartal III-2025.
RAJA membukukan pendapatan sebesar US$ 196,04 juta, naik 3,36% year-on-year (YoY) dibandingkan perolehan US$ 189,66 juta pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan bersih terutama ditopang penjualan gas US$ 106,4 juta, lifting minyak dan gas US$ 37,61 juta, jasa penyaluran minyak US$ 25,75 juta, serta layanan operasi dan pemeliharaan US$ 4,9 juta. Kontribusi lain berasal dari fasilitas LPG, jasa sewa, kompresi gas, penyediaan kendaraan dan tenaga kerja, hingga pendapatan EPC dari pihak berelasi sebesar US$ 5,98 juta.
Seiring peningkatan pendapatan, beban pokok penjualan turut naik menjadi US$ 139,75 juta sehingga laba bruto meningkat menjadi US$ 56,28 juta dari sebelumnya US$ 51,41 juta. Namun pada tingkat bottom line, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 8,34% YoY menjadi US$ 17,75 juta, dibandingkan US$ 19,36 juta pada kuartal III-2024.
Penurunan laba bersih terutama disebabkan langkah divestasi sebagian kepemilikan RAJA pada PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) saat IPO awal 2025, yang membuat porsi laba induk berkurang. Selain itu, analis menilai tekanan laba dipengaruhi kenaikan biaya keuangan, depresiasi aset baru, serta peningkatan porsi laba dari entitas anak yang tidak dimiliki sepenuhnya sehingga memperbesar bagian laba untuk kepentingan nonpengendali.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai bahwa beban operasional dan biaya pemeliharaan yang naik serta penurunan margin dari beberapa kontrak gas turut menekan profitabilitas. Sementara Muhammad Wafi, Head of Korea Investment Sekuritas Indonesia, menilai margin yang belum pulih menjadi penyebab utama stagnasi kinerja bottom line.
Prospek Kinerja dan Pandangan Analis
Analis memperkirakan pendapatan RAJA masih tumbuh moderat hingga akhir 2025, namun tekanan terhadap laba diperkirakan berlanjut karena biaya pendanaan yang tinggi. Tahun 2026 dipandang lebih positif dengan dukungan ekspansi infrastruktur Liquefied Natural Gas (LNG), kenaikan volume distribusi gas, meningkatnya layanan operation and maintenance, serta potensi penurunan suku bunga yang dapat memperbaiki margin.
Pertumbuhan 2026 diproyeksikan lebih solid seiring meningkatnya permintaan gas industri, utilisasi jaringan distribusi yang lebih tinggi, serta peningkatan fee-based income dari layanan distribusi gas.
Rekomendasi Saham
Sukarno merekomendasikan hold untuk saham RAJA dengan target harga Rp 6.800–Rp 7.000 dan support jangka pendek di Rp 6.350. Sementara Wafi juga memberikan rekomendasi hold dengan target sekitar Rp 6.400 per saham.

