[Medan | 30 Juli 2025] PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatatkan kinerja keuangan yang menarik sepanjang semester pertama 2025. Perusahaan membukukan laba bersih sebesar USD 68,90 juta, setara sekitar Rp 1,1 triliun (kurs Jisdor Rp 16.231 per USD), meskipun angka tersebut turun 28,37% YoY dibandingkan periode yang sama pada 2024 (USD 96,27 juta). Di sisi pendapatan, PGEO justru menunjukkan tren pertumbuhan yang moderat, mencatat total pemasukan USD 204,85 juta, meningkat 0,53% YoY dari USD 203,76 juta sebelumnya.
Penurunan laba bersih sebagian besar disebabkan oleh lonjakan beban pokok pendapatan dan biaya langsung lainnya sebesar 7,3% YoY menjadi USD 83,49 juta dari USD 77,78 juta. Selain itu, perusahaan juga mencatat kerugian selisih kurs senilai USD 13,44 juta, yang membalik dari keuntungan kurs sebelumnya sebesar USD 16,82 juta di akhir semester I-2024. Pada sisi neraca, total aset tumbuh 1,62% YoY menjadi USD 3,05 miliar, sementara kas dan setara kas naik 8,69% YoY menjadi USD 712,34 juta. Liabilitas mencapai USD 1,10 miliar dan ekuitas tercatat USD 1,94 miliar.
Direktur Keuangan PGEO, Yurizki Rio, menegaskan bahwa meskipun laba turun, kinerja operasional perusahaan tetap sehat. Produksi energi pada semester ini dilaporkan melebihi proyeksi awal, disertai margin EBITDA yang dijaga di atas 80%, mencerminkan efisiensi dan profitabilitas dalam pengelolaan aset serta operasi perusahaan.
Sementara itu, Direktur Utama Julfi Hadi menekankan peran PGEO sebagai perusahaan energi hijau kelas dunia yang mendukung target Net Zero Emission 2060 Indonesia. PGEO saat ini mengelola kapasitas terpasang sebesar 1.932 MW, terdiri dari 727 MW mandiri dan 1.205 MW dengan mitra, dan menargetkan kapasitas mandiri mencapai 1 GW dalam 2–3 tahun ke depan, serta 1,7 GW pada 2033.
PGEO terus menggeber ekspansi melalui sejumlah proyek strategis, termasuk pengembangan Hululais Unit 1 & 2 (110 MW), proyek co‑generation dengan total kapasitas 230 MW, eksplorasi WKP Gunung Tiga, serta operasional PLTP Lumut Balai Unit 2 yang sudah beroperasi sejak akhir Juni 2025 dan menambah suplai listrik sebanyak 55 MW ke jaringan nasional. Julfi juga menegaskan bahwa PGEO memperhatikan kontribusi sosial di sekitar wilayah operasional melalui program tanggung jawab sosial yang telah mengantongi delapan penghargaan di Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) 2025.