[Medan | 13 Oktober 2025] Hubungan dagang Amerika Serikat dan China kembali menegang setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana menaikkan tarif impor terhadap seluruh produk asal China hingga 100%, disertai penerapan kontrol ekspor pada perangkat lunak strategis mulai 1 November 2025.
Langkah ini disebut sebagai respons terhadap kebijakan China yang membatasi ekspor elemen tanah jarang (rare earth elements), bahan penting dalam industri semikonduktor dan teknologi tinggi. Jika kebijakan itu benar diterapkan, bea impor barang China akan melonjak drastis dari tarif 30% yang berlaku saat ini.
Kepanikan di Pasar Kripto dan Wall Street
Pengumuman Trump langsung memicu kepanikan di pasar. Dalam hitungan jam, kapitalisasi pasar kripto global anjlok dari sekitar US$4,25 triliun menjadi US$4,05 triliun, menghapus hampir US$200 miliar nilai pasar menurut data CoinGecko. Bitcoin jatuh 10% dari US$122.000 menjadi US$107.000, sementara Ethereum, XRP, dan BNB terkoreksi lebih dari 15%.
Pasar saham global pun ikut terguncang. Wall Street mencatat penurunan tajam pada perdagangan Jumat (10/10/2025), dengan Dow Jones Industrial Average anjlok 878 poin atau 1,9% menjadi 45.479,60, S&P 500 melemah 2,7% ke level 6.552,51, dan Nasdaq terperosok 3,6% ke posisi 22.204,43.
IHSG Berpotensi Tertekan
Analis BRI Danareksa Sekuritas Reza Diofanda menilai ketegangan dagang ini berpotensi menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam jangka pendek akibat meningkatnya kekhawatiran investor global dan potensi arus keluar dana asing. Kenaikan tarif hingga 100% bisa memicu risk-off sentiment dan mendorong investor asing mengalihkan dana ke aset safe haven.
Meski begitu, Reza menilai peluang rebound masih terbuka jika tensi dagang mereda. Dalam skenario bullish, IHSG diperkirakan bertahan di area support 8.160 dengan potensi penguatan menuju resistance di kisaran 8.306–8.392. Namun jika tekanan berlanjut, IHSG berisiko melemah ke 8.092–7.928.
Strategi Bertahan di Tengah Ketidakpastian
Vice President Equity Retail Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menyebut investor perlu lebih selektif dalam menyikapi volatilitas pasar yang tinggi. Ia menilai penguatan IHSG sebelumnya yang menembus rekor tertinggi baru belum sepenuhnya didukung oleh volume transaksi yang solid, sehingga rawan koreksi teknikal.
Untuk strategi jangka pendek, Audi menyarankan fokus pada sektor siklikal seperti energi dan bahan baku yang cenderung diuntungkan saat harga komoditas naik di tengah gejolak global. Sementara untuk jangka menengah hingga panjang, sektor yang sensitif terhadap suku bunga seperti keuangan, properti, industri, dan telekomunikasi masih menarik, terutama jika tren pemangkasan suku bunga berlanjut.
Audi juga membagikan dua saham unggulan untuk perdagangan hari ini, yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan rekomendasi speculative buy pada support Rp3.160 dan resistance Rp3.680, serta PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan support Rp2.220 dan resistance Rp2.700.