[Medan | 12 Januari 2024] Sejumlah saham milik Prajogo Pangestu sempat menjadi primadona di pasar saham pada tahun 2023 lalu karena mencatatkan kenaikan yang luar biasa. Namun, dalam beberapa perdagangan terakhir, beberapa harga saham Prajogo justru terpantau turun dan bahkan menyentuh level auto rejection bawah (ARB).
Adapun saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) terpantau melemah 7,25% ke level Rp 3.710 per saham pada perdagangan hari Kamis (11/1/2024), kemudian saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga ikut anjlok 4,93% ke level Rp 1.060 per saham, dan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga melemah 11,01% ke level Rp 5.050 per saham.
Sementara itu, saham Prajogo Pangestu lainnya yaitu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) terpantau masih belum dibuka kembali suspensinya oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebagai informasi, saham CUAN diberhentikan sementara perdagangannya atau disuspensi di seluruh pasar mulai dari 19 Desember 2023 lalu. Suspensi ini pun dilakukan setelah terjadinya peningkatan harga saham yang signifikan secara kumulatif.
Sebelumnya, saham BREN dan dua saham Prajogo lainnya pada akhir tahun 2023 sempat menjadi top movers IHSG, sehingga IHSG berhasil menyentuh level psikologis 7.200. Sebagai informasi, BREN sepanjang tahun 2023 telah memberikan cuan sebesar 667%, dimana BREN melantai di Bursa dengan mencatatkan harga Rp 975 per saham pada 9 Oktober 2023, dan ditutup pada level Rp 7.475 per saham di perdagangan akhir tahun 2023.
Menurut Kepala Riset Ekuitas Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas, situasi ini sebenarnya sudah bisa diprediksi. Memasuki tahun 2024, saham-saham yang dimiliki oleh Prajogo Pangestu, terutama dalam Grup Barito, rentan mengalami tekanan atau koreksi karena kenaikan harga yang signifikan tahun lalu. Terlebih lagi, valuasi saham-saham tersebut sudah sangat tinggi, bahkan cenderung tidak sebanding dengan kondisi yang seharusnya.