[Medan | 30 Oktober 2023] PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), perusahaan yang bergerak di bidang energi baru dan terbarukan (EBT) sekaligus anak usaha dari PT Pertamina (Persero) ini berhasil membukukan peningkatan pendapatan sebesar 7,5% dari US$ 287,39 juta menjadi US$ 308,92 juta di kuartal III-2023.
Pendapatan PGEO ini pun sebagian besarnya didominasi oleh pendapatan dari pihak berelasi, yang berkontribusi sebesar US$ 292,62 juta. Selain itu, PGEO juga membukukan pendapatan dari penjualan carbon credit senilai US$ 732.000. Kemudian PGEO juga membukukan pendapatan lain-lain senilai US$ 22.93 juta, yang didominasi oleh perolehan laba selisih kurs, bersih senilai US$ 20,65 juta.
Di sisi lain, sejumlah beban yang ditanggung PGEO juga turut naik. Adapun, beban pokok pendapatan dan biaya langsung lainnya naik 3,1% dari US$ 122,40 juta menjadi US$ 126,21 juta, dan beban keuangan PGEO juga naik 104% dari US$ 8,95 juta menjadi US$ 18,29 juta. Meskipun begitu, PGEO berhasil membukukan peningkatan laba bersih sebesar 19,80% dari US$ 111,43 juta menjadi US$ 133,5 juta di kuartal III-2023.
Sebagai informasi, Bursa Karbon Indonesia yang resmi diluncurkan pada 26 September 2023 lalu diproyeksikan bakal menguntungkan emiten yang bergerak di sektor energi, terutama yang berfokus pada energi baru terbarukan (EBT), seperti salah satunya PGEO. Adapun pada perdagangan hari Jumat (27/10/2023), saham PGEO ditutup menguat 0,37% ke level Rp 1.355 per saham.
Baca Juga: Bursa Karbon Resmi Meluncur, Saham PGEO Siap Melaju?