[Medan | 15 Desember 2025] PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) tengah mengkaji peluang pengembangan green data center berbasis energi panas bumi, seiring meningkatnya kebutuhan infrastruktur digital rendah karbon di Indonesia.
Inisiatif ini ditandai dengan kolaborasi antara PGEO, Indonesia Data Center Provider Organization (IDPRO), dan Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Kerja sama tersebut diarahkan untuk menjadi fondasi teknis dan komersial dalam penyusunan peta jalan (roadmap) pengembangan data center hijau berbasis panas bumi.
Direktur Eksplorasi dan Pengembangan Pertamina Geothermal, Edwil Suzandi, menyebut langkah ini sebagai terobosan strategis untuk membuka peluang baru bagi industri digital beremisi rendah. Menurutnya, Indonesia tengah memasuki fase transformasi digital yang mendorong lonjakan signifikan kebutuhan pusat data.
Kementerian Komunikasi dan Digital mencatat, tren ini ditopang oleh lebih dari 212 juta pengguna internet. Sejalan dengan itu, jumlah fasilitas data center nasional diperkirakan akan terus bertambah hingga 2029–2030. Dari proyeksi pertumbuhan konsumsi listrik industri, sekitar 26% peningkatan kebutuhan energi berasal dari ekspansi data center.
Kapasitas data center nasional sendiri diproyeksikan meningkat tajam, dari sekitar 520 megawatt (MW) pada 2025 menjadi 1,8 gigawatt (GW) pada 2030.
“Hal ini membuka peluang bagi PGE untuk terlibat lebih jauh dalam sektor digital rendah karbon,” ujar Edwil dalam keterbukaan informasi, Sabtu (13/12/2025).
Dari sisi industri, Ketua Umum IDPRO Hendra Suryakusuma menilai data center merupakan infrastruktur kunci dalam menopang transformasi digital nasional. Namun ke depan, pengembangannya perlu sejalan dengan komitmen transisi energi dan pengurangan emisi karbon.
Pemanfaatan panas bumi sebagai sumber listrik data center dinilai mampu menjawab dua tantangan utama sekaligus, yakni ketersediaan energi jangka panjang dan penurunan emisi karbon secara sistemik.
“Inisiatif ini menjadi preseden penting bagi arah kebijakan pertumbuhan ekonomi ke depan, di mana keberlanjutan bukan lagi pilihan, melainkan keniscayaan,” ujar Hendra.
Dari perspektif akademik, Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Ventura, dan Administrasi Umum Fakultas Teknik UI, Dalhar Susanto, menilai kolaborasi ini sebagai momentum strategis untuk memperkuat riset terapan dan hilirisasi teknologi di sektor energi dan infrastruktur digital.
Menurut Dalhar, integrasi panas bumi sebagai sumber energi hijau bagi data center membuka ruang inovasi yang relevan dengan kebutuhan industri masa depan. Fakultas Teknik UI menyatakan kesiapan untuk memberikan dukungan akademik guna memastikan proyek ini memberikan manfaat optimal.
Secara garis besar, inisiatif green data center PGEO memiliki sejumlah implikasi strategis, antara lain:
- Membuka sumber pertumbuhan baru di luar bisnis kelistrikan konvensional
- Memperkuat posisi PGEO dalam ekosistem energi bersih nasional
- Mendukung kebutuhan data center berkelanjutan di tengah lonjakan digitalisasi
- Mendorong integrasi sektor energi dan infrastruktur digital rendah karbon

