[Medan | 10 Maret 2025] Presiden RI Prabowo Subianto mengadakan pertemuan dengan sejumlah konglomerat pada Kamis malam (6/3/2025).
Pertemuan ini dihadiri oleh delapan pengusaha ternama, yaitu Anthony Salim (Salim Group), Sugianto Kusuma atau Aguan (Agung Sedayu Group), Prajogo Pangestu (PT Barito Pacific Tbk.), dan Garibaldi Thohir atau Boy Thohir (Adaro). Turut serta dalam pertemuan tersebut Franky Widjaja (Sinar Mas Group), Dato Sri Tahir (Mayapada Group), James Riady (Lippo Group), serta Tomy Winata (Artha Graha Group).
Pada hari berikutnya, Jumat (7/3/2025), Prabowo kembali bertemu dengan kalangan konglomerat, dengan jumlah peserta yang lebih banyak. Pertemuan ini juga dihadiri oleh Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam (Jhonlin Group), Chairul Tanjung (Trans Corp), Hilmi Panigoro (Medco), serta Ketua Umum Kadin, Anindya Bakrie, yang mewakili Grup Bakrie.
Selain itu, Prabowo juga mengadakan pertemuan dengan investor besar asal Amerika Serikat, Raymond Thomas Dalio atau Ray Dalio, di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Menurut Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, pertemuan ini dapat memberikan sentimen positif bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Para pengusaha yang hadir memiliki perusahaan yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di berbagai sektor, seperti pangan, properti, energi, keuangan, dan manufaktur. Ia menilai, sikap pemerintah yang bersedia berdiskusi dengan para pengusaha untuk merumuskan strategi ekonomi akan disambut baik oleh pelaku pasar dan berpotensi mendorong kenaikan harga saham serta IHSG.
Sementara itu, Equity Research Analyst Panin Sekuritas, Felix Darmawan, berpendapat bahwa pertemuan ini membawa optimisme bagi pasar saham Indonesia. Dengan adanya pembahasan mengenai program strategis seperti MBG dan Danantara, investor melihat komitmen pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan data BEI, pertemuan antara Prabowo dan para pengusaha bertepatan dengan kenaikan IHSG sebesar 0,27% ke level 6.636 pada perdagangan Jumat (7/3/2025). Namun, secara keseluruhan IHSG masih berada di zona merah, turun 6,27% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) sejak awal 2025.
Technical Analyst Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, menjelaskan bahwa IHSG membentuk pola candle spinning top pada perdagangan Jumat, yang mengindikasikan fase konsolidasi pasar. Meski demikian, ada peluang bagi IHSG untuk melanjutkan penguatan menuju level resistance di 6.772. Ivan memprediksi IHSG akan menguji resistance terdekat di 6.682, dengan level support di kisaran 6.511 hingga 6.351.
Untuk perdagangan Senin (10/3), Ivan merekomendasikan strategi buy on weakness untuk AKRA di rentang harga Rp 1.200–Rp 1.250 dan BBNI pada kisaran Rp 4.220–Rp 4.370. Selain itu, ia menyarankan akumulasi beli ARTO di level Rp 1.820–Rp 1.920, serta speculative buy untuk ICBP di kisaran Rp 9.650–Rp 10.000 dan TLKM pada Rp 2.200–Rp 2.300.