[Medan | 11 Juni 2024] Harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu yang bergerak di bidang energi terbarukan ini, sempat melemah ke level Rp 5.500 per saham pada perdagangan hari Senin (10/6/2024), atau anjlok sekitar 55% dari level tertingginya di Rp 12.200 pada 22 Mei lalu.
Namun, penurunan ini justru menjadi peluang bagi Prajogo Pangestu untuk membeli saham BREN dengan harga yang lebih murah. Menurut Corporate Secretary PT Barito Renewables Tbk, Prajogo Pangestu, yang juga merupakan Chairman Grup Barito Pacific, menambah kepemilikan sahamnya pada 10 Juni 2024 dengan membeli 37.848.800 lembar saham. Jika diasumsikan pembelian dilakukan pada harga Rp 5.500 per saham, maka Prajogo mengeluarkan dana sekitar Rp 208,16 miliar.
Manajemen BREN menjelaskan bahwa penambahan kepemilikan saham oleh Prajogo Pangestu menunjukkan kepercayaannya terhadap langkah-langkah strategis pengembangan dan ekspansi yang dilakukan oleh Barito Renewables bersama anak perusahaannya, Star Energy Geothermal dan Barito Wind Energy.
Adapun BREN telah menyelesaikan akuisisi penting yang menambah portfolio energi hijau melalui Pembangkit Listrik Tenaga Angin Sidrap 1 oleh anak usahanya, Barito Wind Energy, yang memiliki kapasitas sebesar 75 MW. Selain itu, anak usaha di bidang panas bumi, Star Energy Geothermal, sedang merealisasikan penambahan 116 MW kapasitas panas bumi di tiga wilayah operasi yaitu Salak, Darajat, dan Wayang Windu, dimana 53 MW di antaranya akan dicapai melalui dua strategi, yakni pengembangan Salak Binary dan program retrofit.
Sebagai informasi, saham BREN mulai mengalami penurunan sejak masuk dalam Papan Pemantauan Khusus dengan mekanisme full call auction (PPK FCA) pada 29 Mei lalu, dan beberapa kali menyentuh auto rejection bawah (ARB) 10%. Selain itu, status PPK FCA juga menyebabkan BREN gagal masuk dalam indeks The Financial Times Stock Exchange (FTSE).