[Medan | 22 Juli 2025] Konglomerat Prajogo Pangestu kembali menambah kepemilikan sahamnya di PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Ia membeli 3 juta lembar saham BREN pada 21 Juli 2025 dengan harga Rp 7.944 per saham, setara dengan total transaksi senilai Rp 23,83 miliar.
Direktur BREN, Merly, menyampaikan bahwa transaksi ini dilakukan untuk tujuan investasi pribadi dan kepemilikan dilakukan secara langsung. Dengan tambahan pembelian tersebut, kepemilikan saham BREN oleh Prajogo meningkat dari 135,46 juta menjadi 138,46 juta lembar.
Menariknya, harga pembelian Prajogo (Rp 7.944) sedikit lebih tinggi dibandingkan harga penutupan saham BREN pada hari yang sama, yakni Rp 7.900 atau turun 1,25% dari sesi sebelumnya. Ini menunjukkan keyakinan investor besar tersebut terhadap prospek jangka panjang BREN, meski tengah berada dalam fase volatilitas tinggi.
Saham BREN sendiri telah melesat dari Rp 5.900 di awal bulan menjadi Rp 8.000 pada 18 Juli, dan kini mengukuhkan kapitalisasi pasar di kisaran Rp 1.057 triliun, menjadikannya emiten dengan kapitalisasi terbesar di BEI, melampaui BBCA.
Sementara itu, Morgan Stanley Capital International (MSCI) pada 11 Juli 2025 mengumumkan bahwa tiga saham milik konglomerat Prajogo Pangestu, yaitu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), tidak lagi berada dalam daftar saham yang mendapat perlakuan khusus atau exceptional treatment dalam proses peninjauan indeks MSCI.
Artinya, ketiga saham tersebut kini akan dinilai menggunakan metodologi reguler MSCI, termasuk perubahan-perubahan terbaru dalam kriteria penilaian untuk periode review Agustus 2025 dan selanjutnya. Jika seluruh syarat terpenuhi, BREN, PTRO, dan CUAN berpeluang kembali masuk ke dalam jajaran konstituen MSCI. Proses evaluasi tersebut dijadwalkan diumumkan pada 12 Agustus 2025 dan akan mulai berlaku efektif pada 1 September 2025.
Dari tiga saham milik Prajogo Pangestu yang baru saja lepas dari exceptional treatment MSCI, yaitu BREN, CUAN, dan PTRO, analis menilai BREN memiliki peluang paling besar untuk masuk ke dalam indeks MSCI pada review Agustus 2025. Ada tiga alasan utama:
– Free float BREN sudah memenuhi syarat, yaitu 11,6% dengan nilai kapitalisasi sekitar US$ 5,86 miliar, jauh di atas batas minimum MSCI sebesar US$ 3 miliar.
– Likuiditas BREN sangat tinggi, dengan nilai transaksi harian rata-rata mencapai Rp 282 miliar, sesuai kriteria MSCI.
– Sudah tidak lagi masuk dalam pengecualian, sehingga langsung bisa dievaluasi penuh untuk masuk indeks.
Di sisi lain, Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia, Fath Aliansyah Budiman, memandang bahwa peluang saham-saham milik Prajogo Pangestu untuk masuk ke dalam indeks MSCI akan lebih besar pada proses rebalancing berikutnya di bulan November.
Ia menilai kemungkinan untuk masuk dalam rebalancing Agustus cukup kecil, karena waktu yang tersisa untuk memenuhi berbagai kriteria teknis seperti rata-rata likuiditas, kapitalisasi pasar free float, dan indikator lainnya terlalu sempit. Peluang bisa meningkat jika terjadi lonjakan harga dan nilai transaksi yang signifikan dalam waktu dekat, namun jika tidak, rebalancing November akan menjadi momentum yang lebih realistis.
Adapun Investment Consultant Maybank Sekuritas Indonesia, Harto Wibowo, merekomendasikan trading buy untuk saham BREN dengan target Rp 12.000 per saham.