[Medan | 1 Maret 2024] PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM), perusahaan yang sebelumnya bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit dan beralih menjadi sebuah perusahaan investasi ini akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Provident Investasi Bersama Tahap II Tahun 2024 dengan nilai Rp 1,25 triliun.
Sebelumnya, PALM juga menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Provident Investasi Bersama Tahap I Tahun 2023 senilai Rp 157,82 miliar. Obligasi Berkelanjutan II Tahap I ini menawarkan bunga 7,5% dengan frekuensi pembayaran per tiga bulan pada tenor 370 hari. Melansir keterbukaan informasi BEI, Penawaran umum berkelanjutan (PUB) PALM ini secara keseluruhan memiliki target dana yang dihimpun sebesar Rp 5 triliun.
Seluruh nilai Pokok Obligasi Berkelanjutan II Tahap II Tahun 2024 yang akan dikeluarkan berjumlah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 1,25 triliun. Pokok Obligasi sebesar Rp 654,63 dijamin secara kesanggupan penuh (full commitment), yang terbagi dalam dua seri. Seri A, dengan pokok sebesar Rp 452 miliar, menawarkan tingkat bunga tetap sebesar 8% per tahun dengan tenor 367 hari kalender sejak Tanggal Emisi.
Sementara Seri B, dengan pokok Rp 202,63 miliar, menawarkan tingkat bunga tetap sebesar 9,75% per tahun dengan tenor tiga tahun sejak Tanggal Emisi. Kemudian sisa dari pokok obligasi sebanyak-banyaknya sebesar Rp 595,36 miliar dijamin secara kesanggupan terbaik (best effort).
Adapun seluruh dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Obligasi ini, setelah dikurangi dengan biaya -biaya Emisi, akan digunakan untuk dua hal utama. Pertama, sejumlah US$ 70 juta atau Rp 1,094 miliar akan digunakan untuk melakukan pembayaran dipercepat atas pokok utang perusahaan kepada United Overseas Bank Limited (Bank UOB) berdasarkan Perjanjian Fasilitas Kredit Bergulir sebesar US$ 75 juta yang jatuh tempo pada 31 Agustus 2023.
Kedua, sisa dana akan digunakan oleh PALM dan/atau anak perusahaan untuk mengembangkan portofolio investasi, seperti pembelian saham pada perusahaan tercatat di sektor sumber daya alam, teknologi, media dan telekomunikasi, serta logistik, atau efek ekuitas lainnya.