PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menetapkan anggaran belanja modal atau capex senilai Rp 8,7 triliun pada tahun 2023 ini. Dibandingkan dengan realisasi belanja modal tahun 2022 sebesar Rp5,8 triliun, alokasi ini meningkat sebesar 40%.
Menurut Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA (BBCA) Hera F. Haryn, anggaran tersebut dipilih sesuai dengan strategi organisasi untuk membangun infrastruktur pusat data baru. Pembangunan data center tersebut dimaksudkan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan BCA serta mobile dan online banking yang keduanya memiliki volume transaksi yang tinggi.
Hera juga mengatakan bahwa total volume transaksi yang diproses BCA naik 36,8% (yoy) mencapai 24,1 miliar transaksi pada 2022. Hal ini sejalan dengan penambahan jumlah rekening nasabah sebesar 6,2 juta menjadi 34,7 juta. Selain itu, BCA juga berdedikasi untuk menjaga manajemen risiko, tanggung jawab, dan akuntabilitas untuk perlindungan data, serta persyaratan keamanan. Hal ini disesuaikan dengan risk appetite BCA, perkembangan cyber threat landscape, dan ketentuan regulator.
Di samping itu, baru-baru ini, BCA Digital mengincar sekitar 20 ribu pengguna MRT Jakarta menjadi nasabah perseroan. Tujuan tersebut secara optimis dapat dicapai melalui kemitraan dengan PT MRT Jakarta (Perseroda) dalam kolaborasi digital lintas platform, yaitu penyebaran bank sebagai layanan (BaaS) blu dalam aplikasi MRT-J.
Kerja sama ini merupakan bentuk perluasan akses banking for everyone. Sekaligus mendukung peningkatan infrastruktur teknologi MRT Jakarta sebagai operator transportasi publik dengan menjadi bagian dari ekosistem blu by BCA Digital. Menurut direktur utama BCA Digital, Lanny Budiati, kemitraan ini merupakan salah satu upaya Blu untuk terus mengembangkan ekosistem digitalnya.