PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 6,4 triliun pada tahun 2023. Menurut Farida Thamrin, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA, perseroan akan menggunakan belanja modal untuk untuk sejumlah keperluan, termasuk investasi rutin di anak perusahaan dan investasi yang bersifat pengembangan.
PTBA tercatat memiliki sejumlah proyek pengembangan yang masih berjalan, salah satunya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel-8 berkapasitas 2×660 megawatt (MW). Pembangunan PLTU yang nantinya membutuhkan sekitar 5,4 juta ton batu bara per tahun ini telah mencapai kemajuan konstruksi sebesar 97%, dan diharapkan dapat mulai beroperasi komersial pada tahun ini.
Selain itu, PTBA dan PLN juga melakukan penjajakan dalam pengakhiran lebih awal (early retirement) PLTU Pelabuhan Ratu 3×350 MW. Setelah penandatanganan Principal Framework Agreement ini, PTBA dan PLN akan melakukan proses due diligence (uji tuntas) untuk program early retirement PLTU tersebut.
Menurut Direktur Utama Bukit Asam, Arsal Ismail, early retirement tersebut diharapkan dapat selesai dalam kuartal I tahun 2023 ini. Ia juga mengatakan bahwa PTBA tidak menutup kemungkinan untuk melakukan ekspansi ke tambang lainnya. Namun, dia menegaskan, PTBA akan sangat berhati-hati dalam strategi pengembangannya, terutama terkait perluasan tambang. Hal ini karena PTBA memiliki deposit batu bara yang besar dengan berat total lebih dari 5 miliar metrik ton dan total berat sumber daya yang dapat diperoleh kembali sebesar 3 miliar metrik ton.