[Medan | 7 Juni 2024] PT Petrosea Tbk (PTRO), perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, infrastruktur, dan jasa minyak & gas, mengumumkan bahwa pada tanggal 5 Juni 2024, mereka telah menandatangani term sheet perjanjian jasa penambangan dengan PT Global Bara Mandiri senilai sekitar US$ 230 juta. Perjanjian ini memiliki durasi selama 8 tahun dan dapat diperpanjang menjadi kontrak sepanjang masa tambang (life of mine).
Melalui kontrak ini, PTRO akan melakukan kegiatan penggalian lapisan penutup, pengupasan batubara, dan pemuatan batubara di tambang yang berlokasi di Kapuas Tengah, Kalimantan Tengah. Penandatanganan term sheet perjanjian ini menunjukkan ekspansi bisnis Petrosea ke Kalimantan Tengah dan memperkuat keberlanjutan perusahaan di masa mendatang.
Sebagai informasi, PTRO telah menandatangani perjanjian fasilitas kredit dengan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada tanggal 29 Mei 2024. Fasilitas kredit ini mencakup fasilitas kredit investasi sebesar US$ 240 juta dan Rp 1,3 triliun, serta fasilitas modal kerja sebesar US$ 170 juta. Dana ini nantinya akan digunakan untuk mendukung ekspansi bisnis perusahaan, memperkuat modal kerja, dan membiayai kembali pendanaan dari bank.
Menurut Chief Investment Officer Petrosea Kartika Hendrawan, perusahaan menargetkan pertumbuhan kinerja operasional melalui peningkatan skalda produksi dan menambah kontrak baru di sektor EPC dan Mining. PTRO juga berkomitmen menjaga struktur modal yang berkelanjutan, melakukan pengeluaran modal secara prudent, dan memastikan aset digunakan secara optimal.
Adapun berdasarkan laporan keuangan perusahaan, PTRO mencatatkan laba bersih sebesar US$ 163 ribu di kuartal I-2024, atau anjlok sebesar 94,4% dari tahun 2023 yang sebesar US$ 2,96 juta. Meskipun begitu, PTRO sejatinya membukukan peningkatan pendapatan sebesar 21,8% dari US$ 128,2 juta menjadi US$ 156,25 juta.
Secara rinci, pendapatan jasa konstruksi dan rekayasa berkontribusi sebesar US$ 73,885 juta, kemudian penjualan batu bara mencatat senilai US$ 5,774 juta. Namun, pendapatan jasa penambangan anjlok 22,5% secara tahunan menjadi US$ 65,373 juta dan pendapatan jasa amblas 10,2% secara tahunan menjadi US$ 10,578 juta.
Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban pokok juga ikut melambung menjadi sebesar US$ 140,96 juta. Beban tersebut naik 26,43% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 111,48 juta. Alhasil laba kotor justru turun menjadi US$ 15,28 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar US$ 16,71 juta.