[Medan | 22 April 2024] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebelumnya ditutup melemah 1,11% ke level Rp 7.087 per saham pada perdagangan hari Jumat (19/4/2024), dan berpotensi melanjutkan penurunan lebih lanjut di kisaran Rp 7.035 pada perdagangan hari Senin (22/4/2024).
Menurut Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih, proyeksi IHSG ini didasarkan pada beberapa faktor. Pertama, kondisi geopolitik di Timur Tengah yang masih tegang, membuat investor cenderung mengalihkan investasinya ke aset-aset yang minim risiko seperti emas dan dolar Amerika Serikat (AS), yang berdampak negatif pada nilai tukar rupiah yang melemah hingga Rp 16.280 per dolar AS.
Kedua, sentimen positif dari kondisi ekonomi AS yang masih solid. Tingkat inflasi yang sulit ditekan dan konflik di Timur Tengah berpotensi membuat harga energi naik, yang mungkin mendorong inflasi tetap tinggi. Hal ini dapat memengaruhi kebijakan suku bunga acuan The Fed, yang diprediksi akan ditunda pemangkasannya hingga semester I-2024.
Sementara dari dalam negeri, investor akan memperhatikan rilis data neraca perdagangan awal pekan ini serta Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 23 – 24 April 2024. Ratih berpendapat bahwa BI kemungkinan akan mempertahankan suku bunga di level 6% untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Adapun Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menambahkan bahwa selain data ekonomi dan kebijakan suku bunga, pasar akan menunggu hasil sidang Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa Pemilihan Presiden 2024 yang dijadwalkan diumumkan pada hari Senin (22/4/2024).
Respons masyarakat terhadap keputusan MK dan dampaknya terhadap politik dalam negeri akan memengaruhi pergerakan pasar saham ke depan. Apabila responsnya positif, bisa menjadi penyangga pasar di tengah pelemahan atau bahkan menjadi pendorong penguatan pasar.