IkutinIkutinIkutin
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
IkutinIkutin
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
Jelajah
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
Follow US
2024 ©️ Fawz Finansial Indonesia. All Rights Reserved.
Bisnis

Rajin Bagi Dividen, 7 Saham Ini Kok Malah Keluar dari IDX High Dividen 20?

By Aurelia Tanu 1 year ago Bisnis
Image source: AP/ seekingalpha.com
SHARE

[Medan | 1 Februari 2024] Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali melakukan evaluasi mayor pada sejumlah indeks saham, termasuk salah satunya indeks emiten pembagi dividen dengan yield tinggi alias IDX High Dividend 20. Dalam evaluasi mayor ini, ada tujuh saham yang keluar dan masuk untuk masa konstituen yang berlaku efektif pada 5 Februari 2024 sampai dengan 4 Februari 2025.

Sebagai informasi, IDX High Dividend 20 merupakan indeks yang mengukur kinerja harga dari 20 saham yang membagikan dividen tunai selama tiga tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi. Adapun tujuh saham yang terdepak dari IDX High Dividend 20 adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dan PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR). 

Kemudian disusul oleh PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX). Sementara itu, tujuh saham lainnya yang berhasil masuk dalam indeks ini adalah PT Barito Pacific Tbk (BRPT), kemudian diikuti oleh PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Adapun berikut daftar anggota IDX High Dividen 20 berlaku efektif 5 Februari 2024 – 4 Februari 2025:

IDX High Dividend 20
Emiten  Rasio Free Float
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) 40,26%
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) 45,38%
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) 34,84%
PT Astra International Tbk (ASII) 45,09%
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) 42,41%
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) 39,84%
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 46,28%
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) 39,93%
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) 28%
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) 20%
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) 49,57%
PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) 36,62%
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) 34,73%
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) 41,09%
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) 33,43%
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) 48,77%
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) 47,81%
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) 14,9%
PT United Tractors Tbk (UNTR) 37,81%
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 14,47%

Di sisi lain, evaluasi mayor IDX high dividend 20 ini justru menimbulkan pertanyaan di kalangan investor. Sebagai contoh, saham BSSR sendiri tercatat sudah membagikan dividen interim tahun buku 2023 sebanyak dua kali. Adapun pada Januari 2024, BSSR membagikan dividen interim sebesar Rp 118,39 per saham. Dengan harga cum date pada 8 Januari 2024, maka dividen yield nya mencapai 3,11%. Kemudian di bulan September 2023, BSSR juga kembali membagikan dividen interim senilai Rp 349,93. Dengan harga saham saat cum date, maka dividen yield nya mencapai 8,33%.

Sementara untuk dividen tahun buku 2022, BSSR membagikan dividen sebesar Rp 341,4 per saham. Pada saat cum date, harga BSSR berada di Rp 3.510. Dengan begitu dividen yield-nya sebesar 9,72%. Angka ini pun menunjukkan bahwa dividen yield BSSR jauh lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa saham yang masuk ke dalam indeks baru seperti INKP.

INKP sendiri dalam empat tahun terakhir tercatat konsisten membagikan dividen senilai Rp 50 per saham kepada pemegang sahamnya. Misalnya pada tahun 2023, dengan harga cum date di Rp 7.200, maka dividen yield INKP mencapai 0,69%. Kemudian pada tahun 2022, dividen yield nya sebesar 0,64% dan pada tahun 2021 hanya sebesar 0,62%.

Merespon hal ini, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik menjelaskan bahwa dividend yield bukanlah satu-satunya faktor yang dipertimbangkan dalam penghitungan indeks. Menurutnya, BEI juga mempertimbangkan likuiditas transaksi saham, nilai kapitalisasi pasar, dan nilai perdagangan di pasar reguler selama tiga, enam, dan 12 bulan terakhir. Adapun berdasarkan kriteria tersebut, BSSR tidak masuk dalam top 20 konstituen indeks. Sementara TPIA, UNVR dan saham yang lainnya masuk dalam top 20 sehingga masuk dalam indeks.

You Might Also Like

Cuan! TLKM Bakal Bagi Dividen Rp 21,04 Triliun

Prabowo Luncurkan 6 Insentif, Saham Apa yang Berpotensi Diuntungkan?

Saham BRPT Naik 10% Lebih, Apa Pendorongnya?

Saham ADRO Mendadak Naik Hampir 10%, Ada Apa?

Saham BRPT Naik Terus, Apa Pemicunya?

TAGGED: IDX High Dividend 20, indeks high dividend 20, saham dividen
Aurelia Tanu February 1, 2024 February 1, 2024
Previous Article Laba Bersih Bank Mandiri (BMRI) Naik 33,7% Jadi Rp 55,1 Triliun Pada Tahun 2023
Next Article Saham JSMR Tembus Rp 5.000, Ada Apa?
Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

IkutinIkutin
Komplek CitraLand Gama City, Madison Avenue, Blok R6 No. 90, Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia
adbanner
AdBlocker Terdeteksi
Kami dengan hormat meminta Anda mempertimbangkan untuk memasukkan situs web kami ke dalam daftar putih AdBlocker, karena situs tersebut beroperasi dengan dukungan iklan. Keputusan Anda untuk memasukkan situs kami ke dalam daftar putih akan memberikan kontribusi besar dalam mempertahankan operasinya.
Okay, I'll Whitelist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?