[Medan | 27 Agustus 2025] Aliran dana investor asing tetap deras meski IHSG tertekan. Indeks Harga Saham Gabungan menutup perdagangan Selasa, 26 Agustus 2025, dengan melemah 0,27% ke level 7.905. Sepanjang hari, net buy asing di seluruh pasar tercatat Rp 2,38 triliun, sementara sepanjang sepekan terakhir investor asing sudah mengakumulasi net buy sebesar Rp 3,27 triliun.
Berdasarkan data RTI, saham sektor pertambangan dan energi menjadi favorit investor asing dengan akumulasi net buy terbesar, diikuti saham sektor properti dan jasa keuangan. Saham yang mencatat net buy tinggi antara lain sektor pertambangan Rp 2,3 triliun, sektor manufaktur dan jasa Rp 708,7 miliar, serta sektor energi Rp 194,8 miliar.
Fath Aliansyah, Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia, mencermati bahwa menjelang tanggal efektif rebalancing MSCI biasanya pasar mengalami gejolak dengan volume tinggi. Saham-saham yang masuk indeks MSCI cenderung mengalami lonjakan harga dan nilai transaksi meningkat signifikan.
MSCI resmi memasukkan saham sektor industri tertentu dan properti ke dalam MSCI Global Standard Indexes. Beberapa saham lain terdampak keluar dari indeks utama dan masuk kategori Small Cap. Perubahan ini berlaku setelah penutupan perdagangan 26 Agustus 2025 dan efektif mulai 27 Agustus 2025.
Dampaknya terlihat pada pergerakan saham, di mana saham sektor industri tertentu dan properti mencatatkan kenaikan signifikan pada Selasa 26 Agustus. Sementara saham sektor pertambangan yang terdampak keluar dari indeks mengalami tekanan dan potensi outflow lebih besar.
Head of Research KISI Sekuritas Muhammad Wafi menilai efek MSCI bersifat bertahap. Aliran dana masuk ke IHSG tidak langsung pada tanggal efektif, tetapi terjadi secara berkala. Proyeksi IHSG berpeluang menembus level 8.000 di akhir kuartal III-2025.
Selain MSCI, Herditya Wicaksana, Head of Research Retail MNC Sekuritas, menekankan bahwa inflow juga didukung oleh sentimen global, yakni potensi pemangkasan suku bunga Bank Indonesia dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada September 2025.
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menambahkan bahwa pemangkasan suku bunga The Fed berpotensi mendorong aliran dana investor asing ke negara berkembang termasuk Indonesia. Potensi capital inflow tetap ada meski secara bertahap.
Secara teknikal, IHSG berpotensi menguat selama berada di rentang 7.910–8.000 dengan penutupan di atas 7.900. Support terdekat berada di level 7.854, sedangkan resistance jangka pendek berada di level 7.931.
Dengan sentimen MSCI dan ekspektasi pemangkasan suku bunga global, peluang IHSG kembali menembus level psikologis 8.000 masih terbuka, meski investor perlu mencermati dinamika aliran dana asing dan pergerakan saham sektoral.