[Medan | 10 Januari 2025] Dua emiten resmi mencatatkan saham perdana di BEI pada hari Kamis (9/1/2025), yaitu PT Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC) dan PT Hero Global Investment Tbk (HGII).
Keduanya berhasil mencetak kenaikan signifikan dengan menyentuh batas auto rejection atas (ARA) di perdagangan perdananya. Adapun saham BRRC terpantau melonjak 24,76% ke level Rp 262 per saham, sedangkan saham HGII dibuka meningkat 25% ke level Rp 270 per saham, meski akhirnya ditutup hanya naik 6% ke level Rp 212 per saham.
Sebagai informasi, BRRC menawarkan sebanyak-banyaknya 291,5 juta saham atau setara dengan 30,01% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh, di harga IPO Rp 210 per saham, sehingga memperoleh dana sebesar Rp61,215 miliar.
Selain saham, perusahaan juga akan menerbitkan 145.750.000 Waran Seri I secara bersamaan dengan IPO. Jumlah waran ini setara dengan 21,43% dari total saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran. Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma kepada investor yang memperoleh saham baru dan tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan.
Seluruh dana yang diperoleh dari IPO, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan 100% untuk kebutuhan modal kerja perusahaan. Modal kerja itu mencakup peningkatan stok bahan baku guna mendukung keberlanjutan produksi. Di samping itu, juga termasuk biaya operasional untuk tenaga kerja serta energi, seperti gas dan listrik. Langkah ini bertujuan mendukung pertumbuhan penjualan dan memperkuat posisi BRRC dalam industri makanan dan minuman. Adapun dana hasil pelaksanaan Waran Seri I juga akan dialokasikan sepenuhnya untuk modal kerja dengan fokus pada pengelolaan bahan baku dan operasional.
Sementara itu, HGII menawarkan sebanyak-banyaknya 1,3 miliar saham atau setara dengan 20% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh di harga IPO Rp200 per saham. Dengan begitu, perusahaan ini berhasil meraup dana IPO sebesar Rp260 miliar.
Nantinya, sekitar 66% dana dari hasil IPO akan digunakan Perseroan untuk melakukan setoran modal kepada Perusahaan Anak, yaitu PT Siantar Sitanduk Energi (SSE), dan kemudian akan digunakan oleh SSE sebagai belanja modal dan sebagai modal kerja.
Sekitar 31% akan digunakan oleh Perseroan, untuk melakukan setoran modal kepada Perusahaan Anak, yaitu PT Multiprima Hidro Energi (MHE), dan kemudian akan digunakan oleh MHE sebagai belanja modal dan sebagai modal kerja.
Kemudian sebesar 3% akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan dalam rangka mendukung kegiatan usaha utama Grup Perseroan untuk pembayaran biaya operasional Perseroan, termasuk dan tidak terbatas untuk mendukung kegiatan eksplorasi sampai dengan biaya studi awal (pre-feasibility study) sehubungan dengan penentuan investasi dalam proyek EBT tenaga air maupun EBT lainnya (seperti biomassa, biogas maupun surya).