[Medan | 16 April 2025] PT Mendela Potentia Tbk (MDLA), perusahaan yang bergerak di bidang distribusi dan pemasaran produk farmasi, alat kesehatan, serta produk kesehatan lainnya, resmi mencatatkan saham perdana (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 15 April 2025.
Pada perdagangan perdana, saham MDLA terpantau bergerak fluktuatif. Hingga sesi I, saham MDLA bertengger di level Rp189 per saham, atau naik tipis 0,35% dibanding harga penawaran umum perdana (IPO) sebesar Rp188. Di tengah sesi, saham ini sempat terkoreksi 3,72% ke level Rp181 pada pukul 10.57 WIB, sebelum akhirnya ditutup terkoreksi 0,53% ke level Rp187 per saham.
Sebagai informasi, MDLA melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) dengan menawarkan saham sebanyak sebanyak 3.500.000.000 lembar saham, yang setara dengan 25% dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh Perusahaan
MDLA mematok harga final sebesar Rp188 per saham, dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Dengan harga tersebut, maka MDLA berhasil memperoleh tambahan modal sebesar Rp 658 miliar.
Bersamaan dengan IPO, MDLA akan meluncurkan Program ESA (Employee Stock Allocation) dengan alokasi maksimal 2.975.000 saham atau 0,085% serta Program MIP (Management Incentive Plan) dengan penerbitan hingga 12.825.000 saham baru.
Nantinya, setelah dikurangi biaya emisi, dana hasil IPO akan digunakan untuk beberapa keperluan. Sekitar 86,4% dialokasikan kepada PT Anugrah Argon Medica (AAM), dalam bentuk pinjaman (70,6%) dan setoran modal (29,4%). Dana ini akan digunakan untuk melunasi utang pokok dari fasilitas kredit jangka pendek di PT Bank Central Asia serta pembelian tanah dan bangunan di Kawasan Jababeka, Cikarang, yang saat ini disewa sebagai National Distribution Center (NDC). Selain itu, sebagian dana akan dialokasikan untuk modal kerja dalam pembelian persediaan barang guna mendukung pertumbuhan bisnis distribusi.
Selanjutnya, 10% dana IPO akan disetorkan ke PT Deca Metric Medica untuk mempercepat pelunasan utang pokok dari Fasilitas Kredit Investasi di BCA dan menambah modal kerja, termasuk pembelian bahan baku, bahan kemas, serta biaya operasional lainnya. Sisa dana akan dialokasikan ke PT Karsa Inti Tuju Askara sebagai modal kerja guna mendukung inisiatif pemasaran, memperluas kemitraan dengan apotek, serta mengembangkan platform GoApotik.