[Medan | 13 Maret 2025] PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah merilis laporan keuangan tahun 2024 pada Rabu (12/3/2025).
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, GOTO mencatat pendapatan tahunan sebesar Rp 15,9 triliun, meningkat 8% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 14,7 triliun. Seiring dengan kenaikan pendapatan, kerugian tahun berjalan GOTO menyusut drastis hingga 94%, dari Rp 90,5 triliun pada 2023 menjadi Rp 5,5 triliun di 2024.
Di sisi lain, beban perseroan juga mengalami penurunan yang signifikan. Total beban GOTO pada 2024 mencapai Rp 18,1 triliun, turun 28% dari tahun sebelumnya. Beberapa komponen beban yang mengalami penurunan meliputi beban umum dan administrasi yang turun 22% menjadi Rp 4,4 triliun, beban penjualan dan pemasaran yang anjlok 56% menjadi Rp 2,8 triliun, serta beban pengembangan produk yang turun 50% menjadi Rp 1,8 triliun.
Selain itu, beban operasional pendukung berkurang 43% menjadi Rp 976 miliar, sementara beban penyusutan dan amortisasi menyusut 72% menjadi Rp 744 miliar. Dengan efisiensi ini, EBITDA Grup yang disesuaikan meningkat tajam menjadi Rp 327 miliar, dibandingkan angka negatif Rp 3,6 triliun pada 2023. Adapun GOTO menargetkan EBITDA Grup yang disesuaikan bisa mencapai Rp 1,6 triliun pada 2025.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai saham GOTO saat ini berada dalam tren naik (uptrend), didorong oleh program buyback yang sedang berlangsung. Sebagai bagian dari upaya meningkatkan likuiditas saham dan imbal hasil bagi pemegang saham, GOTO telah mengalokasikan US$ 200 juta (sekitar Rp 3,2 triliun) untuk buyback sejak paruh kedua 2024.
Adapun pada Februari 2025, perusahaan kembali membeli 2,07 miliar saham, sehingga total saham yang telah dibeli kembali mencapai 23,18 miliar saham dengan total dana Rp 1,3 triliun. Nafan pun merekomendasikan “accumulative buy” untuk saham GOTO, dengan target harga Rp 100 per saham.