[Medan | 21 Maret 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan 1,11% dengan ditutup di level 6.381 pada perdagangan Kamis (20/3/2025). Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila, mengungkapkan bahwa penguatan IHSG didorong oleh faktor eksternal, seperti keputusan The Fed yang tetap mempertahankan suku bunga, serta faktor domestik dari kenaikan saham-saham milik konglomerat.
Namun, IHSG masih menghadapi tantangan dari dalam negeri, termasuk tingginya risiko politik dan ketidakpastian kebijakan pemerintahan baru dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sebagai informasi, DPR RI telah mengesahkan revisi Undang-Undang (RUU) Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi undang-undang pada Kamis (20/3/2025). Dampak dari revisi ini terhadap IHSG akan bergantung pada bagaimana investor memandang stabilitas politik dan ekonomi di masa mendatang.
Jika revisi tersebut memicu ketidakpastian atau menimbulkan kekhawatiran mengenai meningkatnya peran militer dalam pemerintahan, investor asing bisa melihatnya sebagai risiko bagi stabilitas demokrasi dan tata kelola yang baik. Hal ini berpotensi menekan IHSG, terutama jika terjadi protes atau penolakan dari masyarakat.
Sementara itu, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, menilai bahwa pasar masih dalam tahap pemulihan setelah IHSG mengalami kejatuhan pada Selasa (18/3). Untuk mengatasi dampak tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan kebijakan buyback saham tanpa perlu persetujuan RUPS, sementara pemerintah berupaya memulihkan pasar dengan menggelar pertemuan antara Presiden Prabowo dan investor saham di Indonesia.
Dari sisi teknikal, Alrich memperkirakan IHSG pada Jumat (21/3) berpotensi melanjutkan tren kenaikan kecil (minor bullish reversal), dengan target di kisaran 6.450 – 6.470. Sementara itu, Indy memproyeksikan IHSG bergerak dalam rentang 6.223 – 6.445.
Untuk perdagangan Jumat (21/3), Phintraco Sekuritas merekomendasikan saham Kalbe Farma (KLBF), Jasa Marga (JSMR), Astra International (ASII), Triputra Agro Persada (TAPG), dan Raharja Energi Cepu (RATU). Di sisi lain, Indy merekomendasikan strategi trading buy pada dua saham, yakni Bumi Resources Materials (BRMS) dengan target harga Rp 400 dan Merdeka Copper Gold (MDKA) di Rp 1.500.