[Medan | 19 November 2024] Harga saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengalami penurunan tajam sebesar 5,61% ke level Rp 3.700 per saham setelah pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Senin (18/11/2024).
Dalam RUPSLB tersebut, perusahaan menyetujui pembagian dividen interim sebesar US$2,6 miliar serta pergantian nama menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. Dengan kurs Jisdor Rp15.888 per dolar AS, dividen tersebut setara dengan Rp41,7 triliun. Mengingat jumlah saham ADRO sebanyak 30,75 miliar, dividen per saham yang akan diterima investor adalah US$0,085 atau sekitar Rp1.350,48 per saham.
Perubahan nama menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk mencerminkan komitmen perusahaan terhadap identitas baru sebagai induk yang fokus pada bisnis hijau dan pengembangan proyek ramah lingkungan, dengan pilar utama pada Adaro Minerals dan Adaro Green.
Nama “Alam” melambangkan pengolahan tiga elemen utama kekayaan alam Indonesia—tanah, air, dan udara—dengan prinsip tanggung jawab dan inovasi berkelanjutan. Sementara itu, “Tri,” yang berarti tiga dalam bahasa Sanskerta, merepresentasikan elemen-elemen tersebut.
Sebagai informasi, ADRO berencana melakukan spin-off terhadap unit bisnis utamanya, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), yang akan melaksanakan penawaran saham perdana (IPO). Aksi korporasi ini diperkirakan menjadi salah satu yang paling signifikan di tahun 2024. Spin-off ini bertujuan memisahkan fokus bisnis ADRO, yaitu antara batu bara termal dan energi hijau, sekaligus membuka peluang strategis baru bagi para investornya.
Analis BRI Danareksa Sekuritas menilai langkah ini akan memengaruhi valuasi kedua perusahaan. Proyeksi menunjukkan bahwa valuasi ekuitas AADI mencapai sekitar USD6,1 miliar, dengan potensi kenaikan nilai hingga lebih dari 100% bagi pemegang sahamnya setelah IPO. Namun, di sisi lain, nilai pasar saham ADRO diperkirakan mengalami koreksi sebesar 9–31% akibat berkurangnya kontribusi AADI dalam struktur bisnis perusahaan.