[Medan | 3 Desember 2024] Empat saham bank besar di Indonesia kompak melemah pada perdagangan hari Senin (2/12/2024). Adapun saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tercatat turun 1,88%, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) anjlok 2,5%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) ambruk 5,42%, serta PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) melemah 2,44%.
Penurunan ini terjadi seiring dengan respons investor terhadap laporan aktivitas manufaktur Indonesia yang terus mengalami kontraksi hingga November 2024. PMI manufaktur Indonesia berada di angka 49,2 pada Oktober 2024, sama seperti bulan sebelumnya. Kontraksi yang berlangsung selama empat bulan berturut-turut ini mencerminkan kondisi sektor manufaktur yang semakin memburuk.
Situasi serupa terakhir kali terjadi pada awal pandemi COVID-19 tahun 2020, ketika aktivitas ekonomi melambat drastis untuk menekan penyebaran virus. Penurunan berkepanjangan di sektor manufaktur berpotensi menjadi ancaman serius bagi penyerapan tenaga kerja, yang dapat memicu lonjakan angka pengangguran.
Kenaikan tingkat pengangguran akan berdampak negatif pada daya beli masyarakat, yang pada akhirnya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini menjadi perhatian khusus karena konsumsi rumah tangga menyumbang lebih dari 50% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Sementara itu, Indonesia mencatat kenaikan inflasi pada November 2024. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), indeks harga konsumen (IHK) naik 0,30% (month-to-month/mtm) dibandingkan Oktober 2024 yang hanya 0,08% (mtm). Secara tahunan, inflasi tercatat 1,55% (year-on-year/yoy), sedangkan inflasi tahun kalender mencapai 1,12% (year-to-date/YTD).
Menurut Pelaksana Tugas Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi kontributor utama inflasi pada bulan tersebut. Sebanyak delapan dari sepuluh komoditas penyumbang inflasi terbesar berasal dari kelompok ini. Bawang merah, tomat, daging ayam ras, dan minyak goreng menjadi empat komoditas utama dengan kontribusi inflasi tertinggi.