[Medan | 18 April 2024] Harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu yang bergerak di bidang energi terbarukan ini terpantau melesat 6,35% ke level Rp 7.950 per saham pada perdagangan hari Rabu (17/4/2024).
Saham BREN sendiri sebelumnya sempat mengalami penurunan dan berada di kisaran Rp 5.000-an pada 14 Maret 2024 hingga awal April, lalu kemudian mulai bangkit kembali dengan melesat 17,87% ke level Rp 6.925 pada 5 April 2024. Adapun level tertinggi saham BREN adalah Rp 8.200 yang dicetak pada 27 Desember 2023 lalu.
Harga saham yang melonjak ini meningkatkan kapitalisasi pasar BREN menjadi sekitar Rp 1.056 triliun, menempati posisi kedua setelah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan market cap Rp 1.183 triliun di posisi pertama. Kapitalisasi pasar BREN juga melampaui PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang memiliki market cap sebesar Rp 825,99 triliun.
Melesatnya saham BREN ini pun terjadi usai BREN melalui anak usahanya, PT Barito Wind Energy (BWE), resmi mengakuisisi pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) Sidrap dengan transaksi senilai Rp 1,66 triliun pada 2 April 2024.
Berdasarkan keterbukaan informasi, BWE telah mengakuisisi sebanyak 515.515 saham kelas A dan 34.368 saham kelas B yang mewakili sekitar 99,99% dari kepemilikan saham Sidrap Bayu oleh UPC Renewables Asia Pacific Holdings Pte. Ltd., ACEN Renewables International Pte. Ltd., UPC Renewables Asia III Limited, Sidrap HK Limited, dan Sunedison Sidrap B.V. Harga dari pembelian kepemilikan para penjual tersebut sebesar US$ 101,92 juta atau setara Rp 1,62 triliun.
Kemudian, BWE mengakuisisi sebanyak 2.499 saham yang mewakili sekitar 99,99% kepemilikan saham OMI oleh UPC Renewables Asia Pacific Holdings Pte. Ltd. dengan harga pembelian sebesar US$ 297,01 juta atau setara Rp 4,72 miliar. Dengan begitu, total transaksi dari aksi pengambilalihan ini sebesar sekitar Rp1,66 triliun. Pendanaan untuk akuisisi ini juga didukung oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Adapun Sidrap merupakan pembangkit listrik tenaga angin pertama di Indonesia dan salah satu yang terbesar di negara ini, dengan kapasitas mencapai 75 MW dan terletak di Sulawesi Selatan. Langkah akuisisi ini pun menegaskan komitmen BREN untuk mendorong solusi energi berkelanjutan dan berkontribusi pada pengembangan energi terbarukan di Indonesia.