[Medan | 27 Februari 2024] Harga saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), perusahaan yang bergerak dalam bisnis penerbangan komersial ini terpantau melesat 3,03% ke level Rp 68 per saham pada perdagangan hari Senin (26/2/2024).
Melesatnya saham GIAA ini pun terjadi setelah Garuda (GIAA) memberikan penjelasan terkait berita yang berkembang mengenai rencana penggabungan perseroan ke bawah naungan PT Aviasi Pariwisata Indonesia/InJournery. Sebagai informasi, InJourney merupakan holding BUMN sektor pariwisata, dan aviasi.
Dalam suratnya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) tertanggal 23 Februari 2024, Pelaksana Harian Direktur Utama Garuda Indonesia, Tumpal Manumpak Hutapea, menjelaskan bahwa diskusi mengenai rencana penggabungan tersebut masih berlangsung dan belum mencapai kesepakatan final.
Tumpal menambahkan bahwa Garuda (GIAA) memandang positif dan mendukung rencana penggabungan tersebut. Hal itu juga selaras dengan tujuan Kementerian BUMN dalam upaya memperkuat ekosistem industri transportasi udara nasional menuju industri yang semakin berdaya saing.
Di sisi lain, GIAA diproyeksikan meraih laba sebesar US$ 399 juta atau sekitar Rp 6,3 triliun pada tahun fiskal 2023, membalikkan performa sebelumnya yang mengalami kerugian secara berkelanjutan. Selain itu, GIAA juga diproyeksikan akan meraup laba sebesar US $ 589 juta pada 2024, kemudian sebesar US$ 631 juta tahun 2025, dan laba US$ 647 juta pada 2026.
Proyeksi ini pun didasarkan pada industri penerbangan pasca-pandemi yang diperkirakan akan pulih sepenuhnya pada tahun 2024 ini. Alhasil, frekuensi penerbangan diperkirakan bertambah. Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra juga mengatakan akan menambah delapan pesawat pada tahun ini. Penambahan armada tersebut pun diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.