[Medan | 20 Juni 2024] Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), perusahaan induk yang bergerak dibidang teknologi digital ini terpantau anjlok 3,85% ke level Rp 50 alias gocap pada perdagangan hari Rabu (19/6/2024).
Adapun sejak awal tahun ini, harga saham GOTO telah anjlok 43,82%, dan dalam tiga bulan terakhir merosot 37,50%. Penurunan harga ini juga menyebabkan kapitalisasi pasar GOTO turun menjadi Rp 60,07 triliun. Meskipun begitu, penurunan ini justru dimanfaatkan oleh investor asing yang melakukan pembelian bersih (net buy) saham GOTO senilai Rp 15 miliar.
Sebagai informasi, GOTO telah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan Luar Biasa untuk menggelar pembelian kembali saham atau buyback senilai Rp 3,2 triliun. Buyback ini akan berlangsung dalam kurun waktu paling lama 12 bulan setelah tanggal RUPS pada 11 Juni 2024, sehingga akan berakhir pada 11 Juni 2025.
Rencananya, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 10% dari total saham termasuk saham treasuri. Saat ini, jumlah saham treasuri GOTO adalah 10,26 miliar saham atau setara dengan 0,85% dari modal ditempatkan dan disetor. GOTO juga telah menyiapkan anggaran maksimal Rp 3,2 triliun atau setara dengan US$ 200 juta. Manajemen GOTO memastikan bahwa dana untuk buyback ini bukan berasal dari penawaran umum atau pinjaman dan/atau utang dalam bentuk apa pun.
Menurut Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana, persetujuan buyback ini akan menjadi sinyal yang positif di tengah harga saham GOTO yang terus tertekan. Sementara secara fundamental, meski GOTO masih merugi, namun kerugiannya sudah mulai berkurang dan mulai menunjukkan adanya perbaikan di sisi pendapatan. Adapun pada kuartal I-2024, rugi bersih GOTO turun 76% menjadi Rp 937 miliar, sementara pendapatan bersih naik 22% menjadi Rp 4,07 triliun.
Harga saham GOTO yang masih tertekan ini pun dinilai sebagai dampak dari notasi khusus yang disematkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebagai informasi, GOTO mendapatkan notasi K, yang artinya GOTO merupakan emiten yang menerapkan saham dengan hak suara multipel dan tercatat di Papan Ekonomi Baru. Notasi khusus ini pun dinilai menjadi salah satu faktor penekan harga saham GOTO karena investor cenderung memilih untuk berinvestasi di saham-saham yang tidak diberi catatan khusus oleh BEI.