[Medan | 12 Januari 2024] Harga saham perusahaan teknologi yang bergerak di bidang jasa ride hailing, e-commerce dan digital payment, yaitu PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), terpantau mengalami penguatan sebesar 4,60% ke level Rp 91 per saham pada perdagangan hari Kamis (11/1/2024).
Sebelum mencapai level Rp 90 seperti saat ini, saham GOTO sempat mengalami penurunan ke level terendah (all time low) di Rp 54 per saham pada perdagangan tanggal 16 Oktober lalu. Saham GOTO pun terpantau sempat berbalik arah dari level gocap tersebut ke level Rp 116 per saham pada perdagangan 4 Desember 2023.
Sebagai informasi, GOTO telah menyampaikan laporan bulanan registrasi pemegang saham perseroan per 31 Desember 2023, dimana GOTO mencatat peningkatan jumlah pemegang saham sebanyak 39.652, mencapai total 375.348 pemegang saham pada akhir Desember 2023, dibandingkan dengan 335.696 pemegang saham pada akhir November 2023.
Baca Juga: Andre Soelistyo Kembali Jual Saham GOTO Senilai Rp 45,3 Miliar, Ini Exit Strategy?
Adapun GoTo Peopleverse Fund mencatat kepemilikan saham sebesar 5,47%, turun dari 5,63% pada bulan sebelumnya. Sementara itu, SVF GT Subco, Taobao China Holding, dan PT Saham Anak Bangsa mempertahankan kepemilikan masing-masing sebesar 7,62%, 8,72%, dan 2,24%.
Di sisi lain, kepemilikan Andre Soelistyo untuk saham seri A berkurang menjadi 0,24% dari yang sebelumnya 0,27%. Begitu juga dengan kepemilikan saham seri A Kevin Bryan Aluwi turun menjadi 0,2% dari 0,22%, dan William Tanuwijaya dari 0,67% menjadi 0,61%. Sementara itu, jumlah saham seri A GOTO milik Wei-Jye Jacky Lo bertambah dari 0,04% menjadi 0,05%, dan kepemilikan Patrick Walujo juga bertambah dari 211.070.000 saham seri A menjadi 267.250.000 saham seri A per 31 Desember 2023.
Baca Juga: Dilema Saham GOTO: Komisaris Jual, Direksi Beli! Investor Musti Ikut Siapa?
Adapun jika dilihat dari prospek nya, saham GOTO berpotensi diuntungkan dari tren melandainya suku bunga The Fed. Pasalnya, saat suku bunga naik, investor biasanya cenderung menghindari berinvestasi di saham teknologi, karena tingkat investasi ke saham teknologi dan startup menjadi berisiko tinggi. Meskipun begitu, para ekonom memproyeksikan bahwa The Fed pada tahun 2024 akan mulai menahan kenaikan suku bunga dan bahkan mungkin menurunkannya. Hal ini pun tentunya berpotensi menguntungkan saham GOTO.
Selain itu, sentimen positif lainnya juga datang dari kerjasama TikTok dengan Tokopedia. Kerjasama ini diyakini dapat mengurangi beban GOTO, sehingga potensi perusahaan untuk membalikkan rugi menjadi laba pun bisa terealisasikan lebih cepat. Adapun pada kuartal III-2023, GOTO berhasil membukukan penurunan rugi bersih sebesar 53,2% dari Rp 20.3 triliun menjadi Rp 9.5 triliun.
Rugi bersih yang terus menurun setiap tahunnya ini pun menjadi pertanda bahwa GOTO sudah mulai menunjukkan perbaikan kinerja. Bahkan, jika GOTO mampu mempertahankan tren penurunan rugi bersih pada kuartal IV-2023, maka harga saham GOTO berpotensi untuk terus meningkat.