[Medan | 4 Juli 2024] Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), perusahaan induk yang bergerak dibidang teknologi digital ini terpantau masih berada di level Rp 50 per saham alias gocap pada perdagangan hari Rabu (3/7/2024). Saham GOTO sendiri pun sudah berada di level gocap ini sejak 25 Juni 2024 lalu.
Namun, sekalipun saham GOTO masih nyaman di level gocap, investor asing tercatat terus melakukan akumulasi saham GOTO sejak awal bulan Juli 2024. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam 3 hari perdagangan di bulan Juli, investor asing mencatatkan net foreign buy (NFB) saham GOTO sebesar Rp 15,59 miliar.
Sebelumnya, Direktur Utama GOTO Patrick Walujo, juga kembali membeli saham perusahaannya pada 20 Juni 2024. Manajemen GOTO menyampaikan bahwa jumlah saham yang dibeli oleh Patrick mencapai 98.500.000 untuk seri A di kisaran harga Rp 50 – Rp 51 per saham.
Selain Patrick, beberapa broker asing maupun lokal juga turut melakukan aksi beli. Data dari terminal Bloomberg menunjukkan bahwa pada 24 Juni 2024, Goldman Sachs mengakumulasi 171,24 juta saham GOTO dan BlackRock Inc membeli 292,51 juta saham. Pada 25 Juni 2024, Nomura Holdings Inc dan Deutsche Bank AG juga melakukan pembelian, masing-masing sebesar 103,15 juta dan 629,71 juta saham.
Bahkan, mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Zein Mahmud, baru-baru ini menyampaikan niatnya untuk membeli 100 lot saham GOTO per pekan jika harganya tetap di level gocap atau lebih rendah. Hasan berpendapat bahwa GOTO termasuk perusahaan besar yang sahamnya dimiliki oleh investor strategis besar seperti Softbank, Taobao, ADIA, dan Astra International.
Beberapa tokoh ternama seperti Agus Martowardojo sebagai mantan Gubernur Bank Indonesia yang kini menjabat sebagai Komisaris serta Patrick Walujo, sang CEO juga mengempit saham GOTO. Hasan juga mengungkapkan bahwa fundamental GOTO saat ini jauh lebih kuat, terutama segmen e-commerce yang boros dan boncos sudah bisa ditransformasi menjadi penyumbang laba bersih.
Ia juga mengatakan bahwa segmen on demand service (ODS) yang menaungi Gojek menghadapi persaingan yang tidak seketat di segmen e-commerce. Apalagi Gojek bermain di teritori Indonesia yang merupakan pasar yang luas dan paling menarik di Asia Tenggara. Menurutnya, penurunan harga saham GOTO juga merupakan faktor teknis semata. Ia melihat, perlu waktu agar perimbangan antara permintaan dan penawaran saham GOTO dapat kembali mencapai titik ekuilibrium.