[Medan | 31 Januari 2024] Harga saham perusahaan teknologi yang bergerak di bidang jasa ride hailing, e-commerce dan digital payment, yaitu PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), terpantau rebound 11,54% ke level Rp 87 per saham pada perdagangan hari Selasa (31/1/2024), usai sebelumnya mendadak anjlok 4,88% ke level Rp 78 per saham pada perdagangan hari Senin (29/1/2024).
Dalam enam bulan terakhir, GOTO menghadapi berbagai tantangan, dan harga sahamnya sempat mencapai posisi terendah di Rp 54 per saham, mengalami penurunan 84% dari harga penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebesar Rp 338 per saham. Bangkitnya saham GOTO pada perdagangan hari Selasa ini pun didorong oleh pernyataan Direktur Utama GOTO, Patrick Walujo, yang mengungkapkan bahwa perseroan telah bekerja keras sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Menurutnya, GOTO telah kembali pada posisi finansial terbaiknya dan menunjukkan progres pemulihan perseroan. Menurut dia, GOTO sudah berdiri di atas fondasi yang kokoh dan manajemen perseroan juga sudah berkinerja dengan baik. Sementara terkait dengan penurunan harga saham, Patrick mengakui bahwa dia tidak bisa memprediksi secara pasti arah pergerakan harga saham GOTO, karena bukan seorang ahli pasar modal. Namun, dia meyakinkan bahwa dari segi operasional dan keuangan, perseroan berada dalam kondisi terbaik yang pernah ada.
Sebagai informasi, ByteDance menanamkan modal senilai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 23,38 triliun di PT Tokopedia. Transaksi tersebut diharapkan akan selesai pada kuartal pertama 2024. Dengan kerjasama ini, operasional bisnis Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia akan digabungkan di bawah naungan PT Tokopedia. TikTok nantinya akan memiliki mayoritas saham di PT Tokopedia, yaitu sekitar 75,01%, sementara GOTO akan mempertahankan kepemilikan saham sebesar 24,99% di Tokopedia.
Kerjasama ini sendiri diproyeksikan dapat mengurangi beban GOTO, sehingga potensi perusahaan untuk membalikkan rugi menjadi laba pun bisa terealisasikan lebih cepat. Adapun pada kuartal III-2023, GOTO berhasil membukukan penurunan rugi bersih sebesar 53,2% dari Rp 20.3 triliun menjadi Rp 9.5 triliun.