[Medan | 25 Oktober 2024] Saham-saham emiten Grup Bakrie mengalami penurunan pada perdagangan Kamis (24/10/2024), terdampak oleh aksi ambil untung (profit taking) setelah tren penguatan dalam beberapa waktu terakhir.
Adapun saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) terkoreksi 5,24% ke level Rp 362 per saham, setelah menguat 5 hari berturut-turut. Begitu pula dengan saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) anjlok 5,92% ke level Rp 286 per saham, saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) turun 8,41% ke level Rp 98 per saham, dan saham PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) melemah 4,88% ke level Rp 156 per saham.
Dalam tiga bulan terakhir, saham BRMS sudah naik 128,29%, dengan akumulasi kenaikan sebesar 108,24% sejak awal tahun. Kenaikan ini memicu spekulasi bahwa saham BRMS sedang berusaha memenuhi kriteria untuk masuk ke Indeks MSCI. Saat ini, BRMS memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp 48 triliun, dengan free float sebesar 52%. Jika saham BRMS mencapai Rp 400 per saham dan mampu mempertahankannya hingga akhir Oktober 2024, maka kapitalisasi pasar berdasarkan free float bisa mencapai Rp 28 triliun, cukup untuk memenuhi syarat masuk ke Indeks MSCI.
Analis Algo Research, Alvin Baramuli, menjelaskan bahwa sejak Oktober 2022 hingga September 2024, saham BRMS bergerak stagnan di kisaran Rp 167 per saham, meskipun harga emas melonjak 62% dari US$1.600/oz menjadi US$2.600/oz. Kendati pendapatan BRMS meningkat, sahamnya tidak ikut merespons kenaikan harga emas ini. Hanya dalam satu bulan terakhir, saham BRMS melonjak 111%, didorong oleh spekulasi terkait potensi masuknya saham ini ke dalam Indeks MSCI. Alvin menambahkan bahwa pergerakan saham BRMS lebih dipengaruhi oleh ‘permainan’ pasar daripada faktor fundamental, karena tidak sejalan dengan tren harga emas.