[Medan | 11 Maret 2024] Harga saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) mengalami lonjakan pada sesi II perdagangan Jumat (8/3/2024), seiring dengan rumor bahwa perusahaan induknya, Japfa Ltd, sedang mempertimbangkan opsi go private. Adapun pada pukul 14.15 WIB, saham JPFA, perusahaan yang bergerak di bidang pembibitan ternak, produksi pakan, dan pengolahan hasil peternakan, melonjak menjadi Rp1.250 atau naik 4,16%, atau meningkat sebanyak 50 poin dibandingkan dengan penutupan pada hari Kamis.
Sebagai informasi, Japfa Ltd, yang merupakan produsen unggas terbesar kedua di Indonesia dan merupakan perusahaan induk dari JPFA, dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk membawa perusahaan tersebut go private di Bursa Singapura. Sumber anonim menyebutkan bahwa pihak pengendali Japfa Ltd telah memulai pembicaraan untuk mendapatkan pinjaman yang akan mendukung langkah tersebut.
Sumber itu mengatakan diskusi telah diadakan dengan beberapa bank dan setidaknya satu fund kredit swasta untuk pinjaman sekitar US$150 juta. Namun potensi delisting perusahaan dari bursa Singapura sedang dalam diskusi dan belum ada keputusan akhir yang dibuat. Japfa Ltd sendiri tercatat menggenggam sebanyak 55% saham dari JPFA. Selain di Indonesia, Japfa Ltd juga memiliki lini usaha di beberapa negara lain di Asia Tenggara yakni Vietnam, India, Myanmar dan Bangladesh.
Adapun berdasarkan laporan keuangan perusahaan, JPFA mencatatkan laba sebesar Rp 929,71 miliar di tahun 2023. Angka tersebut turun 34,5% dari raihan tahun sebelumnya. Namun, di saat yang bersamaan, JPFA justru mencatat kenaikan pendapatan sebesar 4,5% dari Rp 48,97 triliun menjadi Rp 51,17 triliun.
Jika dirinci, penjualan lokal berkontribusi sebesar Rp 50,28 triliun, sedangkan ekspor berkontribusi sebesar Rp 889,98 miliar. Sementara berdasarkan segmennya, pendapatan JPFA ditopang dari pakan ternak sebesar Rp 33,29 triliun. Lalu, segmen peternakan komersial sebesar Rp 24,88 triliun, segmen pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen Rp 7,90 triliun, segmen pembibitan unggas berkontribusi sebesar Rp 6,49 triliun, budidaya perairan sebesar Rp 4,58 triliun, dan perdagangan lain-lain sebesar Rp 3,55 triliun.