[Medan | 20 Desember 2024] Empat saham bank besar di Indonesia kompak melemah pada perdagangan hari Kamis (19/12/2024). Adapun saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tercatat turun 1,45%, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) anjlok 1,28%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) ambruk 2,71%, serta PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melemah 2,58%.
Adapun penurunan ini sebagian besar dipengaruhi oleh aksi jual investor asing dalam sebulan terakhir. BBRI mencatat net foreign sell tertinggi mencapai Rp 7,27 triliun, diikuti BMRI dengan Rp 1,23 triliun, BBCA Rp 1,29 triliun, dan BBNI Rp 595 miliar.
Tekanan jual ini sendiri dikaitkan dengan rencana pemerintah membentuk lembaga baru bernama Danantara, yang akan memindahkan bank-bank BUMN dari Kementerian BUMN ke lembaga tersebut. Kondisi ini memicu sikap hati-hati, khususnya dari investor asing, meski Danantara diproyeksikan dapat memperkuat bisnis perbankan dengan memperbesar portofolio yang dimiliki.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) telah memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI rate di level 6,00% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang digelar pada 17 – 18 Desember 2024. Selain menahan suku bunga acuan, BI juga menahan suku bunga deposit facility di level 5,25% dan suku bunga lending facility di level 6,75%.
Di sisi lain, The Fed juga telah memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps), menjadikan kisaran suku bunga acuan saat ini berada di angka 4,25-4,50%. Meskipun begitu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan bahwa pada 2025, The Fed hanya berencana melakukan dua kali pemangkasan suku bunga.
Menjelang pergantian tahun, saham emiten perbankan dipandang tetap menjadi pilihan menarik untuk investasi jangka panjang di tahun 2025. Para analis menilai sektor ini akan didukung oleh berbagai sentimen positif dan katalis yang berpotensi mendorong kinerja perusahaan perbankan, meskipun likuiditas ketat diprediksi masih berlanjut.
Menurut Head of Investment Nawasena Abhipraya Investama, Kiswoyo Adi Joe, prospek saham bank besar di tahun 2025 tetap menjanjikan. Ia optimis saham perbankan dapat mencetak rekor harga tertinggi baru (new high), meskipun belakangan ini mengalami tren penurunan. Kiswoyo juga menyebut kemungkinan Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuan (BI Rate), yang dapat mengurangi beban bunga atau cost of fund (CoF) bagi sektor perbankan.
Meskipun pertumbuhan kredit diproyeksikan tidak seagresif tahun 2024, segmen kredit tetap menunjukkan potensi bertumbuh pada 2025. Adapun Kiswoyo merekomendasikan target harga saham hingga akhir 2025, yakni BBRI di Rp 7.000, BBCA di Rp 11.500, BMRI di Rp 8.500, dan BBNI di Rp 7.000.