[Medan | 17 Juli 2024] Sejumlah analis memproyeksikan kinerja emiten di sektor perunggasan atau poultry masih akan cerah hingga akhir 2024, yang didorong oleh kenaikan harga ayam dan turunnya harga jagung.
Sebagai informasi, sepanjang kuartal II-2024, harga jagung dan bungkil kedelai (soybean meal/SBM) sebagai komponen utama bahan baku pakan turun masing-masing sebesar 11% dan 7% quarter on quarter (qoq). Di sisi lain, harga ayam hidup (live bird/LB) naik 3% qoq dan anak ayam usia sehari (day old chicks/DOC) naik sebesar 37% qoq, yang bakal mendukung bisnis peternakan unggas.
Adapun, BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan laba bersih PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) pada kuartal II-2024 akan mencapai Rp 1,4 – 1,67 triliun. Sedangkan laba bersih PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) diproyeksikan mencapai Rp 871 miliar – Rp 1,11 triliun dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) sekitar Rp 108 – 156 miliar.
BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan peringkat overweight untuk sektor unggas, mengingat peningkatan margin pakan dan harga ayam hidup yang tinggi. Pilihan utama jatuh pada saham CPIN, sebab kinerja harga saham CPIN secara year to date (ytd) tertinggal, dan kepemilikan investor asing pada saham CPIN juga lebih rendah dibandingkan saham lainnya di sektor ini.
Sementara dari segi kinerja keuangan, CPIN berpotensi mencetak pertumbuhan laba yang lebih tinggi secara berturut-turut dibandingkan kompetitornya, yaitu JPFA dan MAIN. Adapun rekomendasi untuk saham CPIN adalah “buy”, dengan target harga Rp 5.900. Meski CPIN menjadi pilihan utama, BRI Danareksa Sekuritas juga menyematkan rekomendasi “buy” untuk saham JPFA dan MAIN, dengan target harga saham JPFA dipatok sebesar Rp 1.800 dan MAIN Rp 850.