[Medan | 19 Mei 2025] Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) melonjak signifikan sebesar 17,59% ke level Rp 1.270 per saham pada perdagangan Jumat (16/5/2025).
Analis pasar modal Michael Yeoh menyebut bahwa lonjakan tajam ini didorong oleh spekulasi terkait aksi korporasi, khususnya rumor akuisisi oleh perusahaan energi terbarukan lainnya. Tersiar kabar bahwa BREN—emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu—tengah mempertimbangkan pembelian saham PGEO. Namun demikian, hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi atas kabar tersebut.
Di sisi fundamental, kinerja keuangan PGEO pada kuartal I-2025 mengalami pelemahan, baik dari sisi laba bersih maupun pendapatan. Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 33,97% secara tahunan menjadi US$ 31,37 juta dari US$ 47,51 juta. Pendapatan juga turun tipis sebesar 1,75% dari US$ 103,32 juta menjadi US$ 101,51 juta.
Pelemahan laba disebabkan oleh meningkatnya beban pokok pendapatan yang mencapai US$ 43 juta atau naik 7% dibandingkan tahun sebelumnya, serta kerugian selisih kurs sebesar US$ 9 juta. Sebagai perbandingan, pada kuartal I dan kuartal IV tahun 2024, PGEO mencatatkan keuntungan kurs masing-masing sebesar US$ 5 juta dan US$ 3 juta.
Meskipun begitu, kinerja operasional masih tergolong stabil. EBITDA tercatat sebesar US$ 84 juta, turun tipis 2% secara tahunan namun meningkat 21% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Secara prospektif, PGEO tetap menunjukkan potensi positif. Manajemen menargetkan peningkatan produksi listrik sebesar 2,1% YoY sepanjang 2025, didorong oleh beroperasinya PLTP Lumut Balai Unit 2. Selain itu, perusahaan bersama PLN Indonesia Power (PLN IP) tengah mengembangkan proyek PLTP berbasis co-generation berkapasitas 230 MW, yang memanfaatkan panas buangan dari pembangkit-pembangkit listrik di berbagai lokasi operasi.
Analis dari Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas, menjelaskan bahwa penurunan laba PGEO lebih disebabkan oleh meningkatnya beban operasional dibandingkan penurunan pendapatan. Meski pendapatan hanya turun 1,75% YoY, beban pokok dan biaya langsung meningkat sebesar 6,76% YoY. Namun ia tetap menilai PGEO memiliki prospek yang baik ke depan, terutama dengan rencana ekspansi kapasitas yang dapat meningkatkan pendapatan dalam jangka menengah dan panjang.