[Medan | 21 Maret 2025] Ketidakpastian global hingga pengesahan RUU TNI menjadi UU membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah, dengan ditutup turun 2,14% ke level 6.245 pada perdagangan sesi I hari Jumat (21/3/2025).
Ekonom Bank Danamon, Hosianna Situmorang, menjelaskan bahwa kombinasi faktor global dan domestik menjadi pemicu anjloknya IHSG. Dari sisi global, The Fed menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS dan menaikkan estimasi inflasi, yang mempersempit ruang pemangkasan suku bunga dan meningkatkan risiko staglasi.
Di sisi domestik, arus keluar dana asing dari pasar saham Indonesia terus berlanjut seiring dengan penguatan dolar AS dan meningkatnya ketidakpastian ekonomi global. Selain itu, ketidakpastian kebijakan fiskal serta isu stabilitas pemerintahan semakin membuat investor berhati-hati terhadap aset domestik. Dalam kondisi seperti ini, investor cenderung mengalihkan dananya ke aset yang lebih aman, mempercepat capital outflow dan menekan IHSG lebih dalam.
Namun, di tengah pelemahan IHSG, saham-saham milik Prajogo Pangestu justru bergerak menguat. Per pukul 14:50 WIB, saham PT Petrosea Tbk (PTRO) naik 3,70% ke level Rp 2.800 per saham, sementara saham PT Barito Renewable Energy Tbk (BREN) melesat 10,27% ke Rp 6.175 per saham. Saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) juga menguat 6,69% ke Rp 7.175, saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) naik 6,74% ke Rp 7.525 per saham, dan saham PT Barito Pacific Tbk melesat 5,93% ke level Rp 715 per saham.
Kenaikan saham-saham Grup Barito ini pun didorong oleh rencana pembelian kembali (buyback) saham oleh konglomerasi milik Prajogo Pangestu tersebut. Rencana buyback ini menguat tak lama setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melonggarkan aturan terkait buyback saham.
Grup Barito dikabarkan menyiapkan hingga Rp 5 triliun untuk aksi korporasi ini, yang akan digunakan untuk membeli kembali saham empat entitasnya yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Prajogo dikabarkan akan mengalokasikan masing-masing Rp 2 triliun untuk buyback saham TPIA dan BREN, sementara saham CUAN dan BRPT masing-masing mendapat alokasi hingga Rp 500 miliar.