PT Vastland Indoesia Tbk (VAST) berhasil mencatatkan kelebihan pemesanan pada proses penawaran perdananya atau Initial Public Offering (IPO). Menurut pernyataan pers perusahaan, pihaknya menerima pesanan lebih dari Rp 1,2 triliun dari investor baik institusi maupun ritel yang berstatus lokal maupun internasional dalam aksi IPO ini.
Pihak manajemen mengklaim bahwa terjadinya oversubscribed terhadap pemesanan saham VAST saat IPO menunjukkan antusiasme investor yang tinggi karena VAST merupakan emiten yang bergerak di sektor pergudangan yang terlihat defensive terhadap pandemi.
Perseroan, sebagaimana diketahui secara luas, menjalankan perusahaan berdasarkan ide gudang khusus dengan kontrak jangka panjang (5-10 tahun) dan gudang umum (kontrak 1-3 tahun). Hal ini memberikan perlindungan bisnis dari dampak pandemi, yang menghasilkan peningkatan pendapatan sebesar Rp 17 miliar pada 2019, Rp 19 miliar pada 2020, dan Rp 22 miliar pada 2021.
Per September 2022, Net Leasable Area (NLA) Perusahaan adalah sekitar 70.000 m2, dimana 44.000 m2 merupakan gudang built-to-suit. Dengan tingkat occupancy yang sudah mencapai 96.65% pada September 2022, perseroan targetkan penambahan NLA sebesar 7.700 m2 dan landbank sebesar 7.900 m2 setelah penawaran umum.
Dalam aksi korporasinya, VAST akan melepas 650 juta saham baru atau setara dengan 21% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Setiap 1 saham VAST dihargai senilai Rp 108, sehingga dana yang diperoleh diproyeksikan mencapai Rp 70,2 miliar.
Perusahaan juga menyatakan bahwa, mengingat minat investor yang kuat, tindakan korporasinya ke depan tidak akan terbatas pada penawaran pertama dan bahwa manajemen akan selalu menempatkan prioritas tinggi dalam mempertahankan kerangka kerja tata kelola perusahaan yang kuat.