[Medan | 22 November 2023] PT Lovina Beach Brewery Tbk (STRK), perusahaan yang bergerak di bidang produksi minuman beralkohol ini terpantau anjlok 34,85% hingga menyentuh batas auto reject bawah (ARB) ke level Rp 129 per saham pada hari Selasa (21/11/2023). Saham STRK pun terpantau terus menurun sejak tanggal 15 November 2023, dan dalam satu minggu terakhir saham ini sudah anjlok 70,28%.
Sebagai informasi, STRK menawarkan sebanyak-banyaknya 1,18 miliar saham atau setara dengan 11,01% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh, di harga pelaksanaan Rp 100 per saham. Dengan begitu, perseroan berpotensi mengantongi dana sebesar Rp 118 miliar. Selain itu, STRK juga berencana untuk menerbitkan 3.245.000.000 Waran Seri I secara gratis pada setiap pemegang empat saham baru, dimana setiap pemegang 100 saham baru STRK berhak mendapatkan 275 Waran Seri I.
Dalam aksi IPO nya, STRK juga tercatat mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebesar 152 kali dari nilai penjatahan terpusat. Saham STRK pun sempat dibuka melesat 35% hingga menyentuh batas Auto Reject Atas (ARA) ke level Rp 135 per saham pada perdagangan perdananya di tanggal 10 Oktober 2023 lalu.
Adapun, sekitar 62,08% dana dari aksi IPO ini akan digunakan perusahaan untuk modal kepada anak usaha, PT Lovina Industri Sukses, dimana sekitar 18,11% nya digunakan untuk program research and development dalam pengembangan kategori produk baru dan untuk pengembangan sumber daya, dan sekitar 42,26% nya akan digunakan untuk untuk pembelian peralatan mesin canning dan tangki untuk produksi beer dan spirit. Adapun sisa dana dari hasil IPO yang sekitar 39,63% akan digunakan untuk biaya operasional atau modal kerja.
Sementara itu, dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I, akan digunakan seluruhnya oleh STRK dan anak usahanya, PT Lovina Industri Sukses, dimana sekitar 40% akan digunakan STRK untuk modal kerja seperti biaya program marketing untuk meningkatkan brand awareness, dan sisanya 60% akan digunakan oleh anak usaha PT Lovina Industri Sukses untuk modal kerja, seperti pembelian bahan baku untuk produksi dan packaging, biaya overtime, biaya perawatan gedung, dan biaya perawatan peralatan.