[Medan | 14 Maret 2025] Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengalami lonjakan signifikan 9,57% ke level Rp 1.260 per saham pada perdagangan Kamis (13/3/2025). Kenaikan ini terjadi di tengah tren bearish UNVR selama lima tahun terakhir, di mana harga sahamnya telah merosot dari kisaran Rp 8.000-an menjadi hanya Rp 1.000-an per saham.
Sebelumnya, estimasi laba UNVR untuk 2024, 2025, dan 2026 direvisi turun masing-masing 16,6%, 16,2%, dan 15,3%, menyusul kinerja terbaru perusahaan. Vanessa Karmajaya, analis RHB Sekuritas, menilai bahwa meskipun ada potensi perbaikan laba, terutama di semester II-2025, tantangan bagi pertumbuhan jangka panjang Unilever Indonesia tetap menjadi perhatian.
Dari sisi operasional, dampak boikot terhadap kinerja UNVR mulai mereda hingga akhir 2024. Pangsa pasar volume penjualan UNVR meningkat menjadi 28,3%, sementara pangsa nilai penjualan mencapai 34,7% per Desember 2024. Angka ini lebih tinggi dibandingkan Desember 2023 yang masing-masing sebesar 27,2% dan 33,9%, meskipun masih belum kembali ke level Oktober 2023 yang mencapai 31,7% dan 38,5%.
Pemulihan ini didorong oleh peluncuran berbagai produk baru, seperti Pepsodent Gum Expert, Dove Deodorant Serum, Dove Hair Tonic, dan Royco Oyster Sauce. Ke depan, UNVR menargetkan ekspansi ke segmen premium, dengan tetap mengalokasikan 8,5-9% dari pendapatan untuk anggaran pemasaran dan promosi (A&P) sebagai strategi menjaga ekuitas merek.
Dari sisi strategi bisnis, UNVR memperkirakan bahwa distribusi dividen dari pemisahan bisnis es krim akan terealisasi pada akhir 2025 atau awal 2026. Selain itu, perusahaan memproyeksikan bahwa sektor fast-moving consumer goods (FMCG) dapat tumbuh sekitar 4% pada 2025, dan UNVR menargetkan pencapaian di atas angka tersebut.
Meskipun berbagai faktor positif mulai terlihat, RHB Sekuritas tetap mempertahankan rekomendasi netral untuk UNVR, dengan revisi target harga dari Rp 2.170 menjadi Rp 1.580.