[Medan | 18 Juli 2025] Saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI), perusahaan milik Hashim Djojohadikusumo, terus menjadi perhatian pelaku pasar menyusul penetapan target harga yang sangat ambisius oleh sejumlah analis. Samuel Sekuritas Indonesia mematok target harga saham WIFI di level Rp5.200 per saham, memberikan potensi kenaikan lebih dari 140% dibandingkan harga saat ini di kisaran Rp2.100-an.
Optimisme tinggi ini muncul seiring kinerja keuangan WIFI yang menunjukkan pertumbuhan signifikan sepanjang kuartal II-2025. Pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp282 miliar, meningkat 22% dibandingkan kuartal sebelumnya dan melonjak 66,6% secara tahunan. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan jumlah pelanggan layanan internet ‘Starlite’, yang menawarkan kecepatan hingga 200 Mbps dan kini telah menjangkau 385 ribu pelanggan, naik signifikan dari sebelumnya.
Tak hanya pendapatan, laba bersih perusahaan juga mencatat lonjakan tajam. EBITDA pada kuartal II-2025 tercatat sebesar Rp145 miliar, naik 76% secara kuartalan dan 140% secara tahunan. Kenaikan ini turut mendorong margin EBITDA ke level 77,4%, yang sebagian besar ditopang oleh segmen periklanan dengan margin tinggi mencapai 82,1%.
Sementara itu, ekspansi bisnis yang agresif menjadi katalis tambahan bagi proyeksi positif saham ini. Perusahaan berhasil menghimpun dana sebesar Rp8,5 triliun melalui rights issue, obligasi, dan sukuk, yang akan digunakan untuk ekspansi jaringan mulai Agustus 2025. Dukungan investasi strategis senilai Rp1 triliun dari perusahaan Jepang, NTT East, semakin memperkuat posisi keuangan perusahaan dalam mengembangkan jaringan broadband.
Yang juga menarik perhatian pasar adalah rencana kolaborasi strategis WIFI dengan Telkom Indonesia (TLKM). Sinergi ini mencakup pemanfaatan menara Mitratel, jaringan backbone milik Telkom, serta HomePass dari IndiHome yang belum terpakai secara maksimal. Analis menilai, kerja sama ini bisa menjadi akselerator pertumbuhan, terutama di luar Pulau Jawa.
Samuel Sekuritas memperkirakan laba WIFI akan terus meningkat hingga 2028. Dengan valuasi EV/EBITDA 2026 yang hanya 7,6x, atau sekitar 17% lebih murah dari rerata sektor, saham WIFI dinilai masih undervalued dan layak untuk dikoleksi jangka menengah hingga panjang.
Dengan fundamental yang solid, dukungan dana ekspansi besar, serta prospek pertumbuhan yang menjanjikan di sektor internet broadband dan digital advertising, saham WIFI dinilai memiliki potensi menjelma menjadi pemain dominan di industri teknologi dan infrastruktur digital Indonesia. Namun demikian, analis juga mengingatkan bahwa keberhasilan ekspansi dan realisasi kerja sama strategis menjadi faktor kunci yang harus terus dipantau oleh investor.