[Medan | 16 Agustus 2024] Harga saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang konstruksi ini lagi-lagi menguat pada perdagangan hari Kamis (15/8/2024), dengan naik 7,59% ke level Rp 340 per saham.
Saham WIKA pun sudah naik 67% dalam seminggu dan 41,53% dalam sebulan, lalu secara year to date (Ytd), saham WIKA sudah naik 61,83%. WIKA sendiri sebenarnya belum merilis laporan keuangan di semester I-2024, dan WIKA tercatat masih menderita rugi bersih sebesar Rp 1,3 triliun di kuartal I-2024. Lantas, melihat keuangan WIKA yang masih merugi, kenapa saham WIKA justru melesat tajam?
Sebelumnya, MSCI kembali melakukan perombakan atau rebalancing indeks pada MSCI Small Cap Index. Dalam rebalancing untuk MSCI Indonesia, ada lima saham yang masuk ke MSCI Small Cap Index, termasuk salah satunya WIKA. MSCI sendiri merupakan indeks saham dan obligasi dari lembaga riset Morgan Stanley sebagai salah satu acuan investor.
Indeks ini banyak digunakan sebagai acuan manajer investasi dunia sebagai dasar pemilihan aset. Masuknya WIKA ke dalam Indeks MSCI Small Cap ini pun menjadi katalis positif yang dapat meningkatkan minat investor dan likuiditas, serta berpotensi mendorong harga saham naik dalam jangka pendek.
Selain itu, komitmen pemerintahan baru Prabowo-Gibran untuk melanjutkan dan mempercepat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) juga menjadi katalis positif bagi saham WIKA. Adapun WIKA diketahui mengajukan penambahan modal negara (PMN) senilai Rp 2 triliun untuk perbaikan struktur permodalan yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Dana tersebut disebut akan digunakan untuk menyelesaikan delapan proyek, termasuk pembangunan jalan di IKN.
Dari sisi operasional, WIKA telah memperoleh kontrak baru senilai Rp 10,25 triliun hingga Juni 2024, dengan kontribusi terbesar dari segmen industri, diikuti infrastruktur, gedung, proyek Engineering, Procurement and Construction (EPC), dan properti. Meskipun masuk ke MSCI Small Cap Index memberikan sentimen positif, menurut Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas, jika tidak diimbangi dengan fundamental yang kuat, kenaikan harga saham WIKA mungkin hanya bersifat sementara.